Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Copa America Centenario, Proyek Gagal Carlos Dunga

14 Juni 2016   14:29 Diperbarui: 14 Juni 2016   15:04 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HECTOR RETAMAL/Getty Images

Sejak menangani Brasil untuk kali kedua usai era kegagagalan Luiz Felipe Scolari pada 2014, setelah sebelumnya bertugas pada 2006-2010, Dunga belum menunjukkan hasil signifikan. Kegagalan di dua turnamen mayor adalah bukti kasat mata.

Belum lagi, perjuangan menatap Piala Dunia 2018 melalui zona kualifikasi. Dari enam laga kualifikasi zona Amerika Selatan yang sudah dilakoni, Brasil baru meraih dua kemenangan. Di tabel klasemen sementara Brasil menempati posisi keenam, masih jauh dari kata aman untuk lolos ke Rusia.

Dengan sumber daya pemain memadai yang malang melintang di banyak kompetisi elit Eropa, hasil yang dituai tim Samba saat ini menjadi tanda tanya besar. Sejauh mana kinerja dan kualifikasi Dunga dalam meracik dan membangun tim? Apa perlu Brasil menanti seorang Edson Arantes do Nascimento alias Pele baru?

Hemat saya, tidak perlu menantikan sosok ‘dewa penolong” karena materi pemain yang dimiliki Brasil saat ini sudah lebih dari cukup. Ketidakcakapan dan kejelian Dunga-lah yang berbuah mismanajemen Brasil saat ini. Beberapa bukti bisa dikedepankan.

Pertama,kegagalan membangun kreativitas tim. Dua laga di Copa America Centenario menunjukkan secara jelas bagaimana antitesis Brasil dengan segala kreativitas, ide, dan imajinasi bola yang mengagumkan.

Yang ada kini adalah ketergantungan yang sudah sangat berlebihan pada Neymar. Akibatnya justru menjadi bumerang saat Neymar Jr itu menepi. Menghadapi Ekuador yang berakhir tanpa gol terlihat bagaimana Brasil tanpa striker Barcelona itu.

Demikian pun, kerinduan akan hadirnya sosok Neymar nyata pula saat laga kedua menghadapi Haiti. “Pesta besar” tujuh gol ke gawang tim Karibia itu lebih karena kelemahan mendasar tim lawan, ketimbang hasil permainan intensif Brasil. Tengok saja, saat itu, intensitas serangan Brasil sangat minim untuk kategori lawan dengan kualitas jauh di bawah.

Brasil benar-benar kehilangan roh Samba. Tanpa Neymar dan Douglas Costa, sosok yang diandalkan seperti Willian dan Philippe Coutinho yang cemerlang di musim sebelumnya bersama Chelsea dan Liverpool tak bisa berbuah banyak. Serangan yang dibangun tak jelas arah dan tujuan. Brasil benar-benar ketiadaan titik fokus dan ujung tombak.

Dari berbagai percobaan yang dilakukan dengan memasang Diego Tardelli, Robinho, Luiz Adriano, Ricardo Oliveira, Jonas dan sekarang Gabriel Barbosa berujung satu. Gagal. Striker belia yang cemerlang bersama Santos itu masih terlihat gamang memainkan peran. Alih-alih menjadi ujung tombak, pemain 19 tahun itu masih kurang cakap dalam penyelesaian akhir. Impotensi Barbosa saat ini mengingatkan kita akan sosok Fred yang dilumat “mesin” Jerman di Belo Horizonte dua tahun lalu yang berujung kekalahan memalukan 1-7.

Kedua,salah strategi. Apakah Dunga belajar dari pengalaman atau tidak, namun yang pasti strategi yang dimainkan di Copa America ini jelas menunjukkan kelemahan, untuk mengatakan kesalahan. Dengan filosofi organisasi dan efisiensi, Dunga tampak ceroboh dengan mengabaikan lini tengah. Tanpa holding player jelas Brasil akan kehilangan keseimbangan.

Setelahan kehilangan Casemiro karena suspensi, pelatih 52 tahun itu berjudi dengan memasang Lucas Lima. Sebagai pemain kreatif, pria 25 tahun itu tak perlu diragukan lagi. Kepada pemain Santos itu sudah disemat predikat sebagai pemain paling lihai dan kreatif di Campeonato Brasileiro musim lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun