Berbeda dengan dua saudaranya Cristiano dan Leandro, Coutinho kemudian tumbuh cepat sebagai seorang pesepakbola. Walau berada dalam ruang yang terbatas dan tak mendukung, pesona Coutinho seperti mutiara yang berkilau dari balik kekumuhan lingkungan.
Sang nenek kemudian mendesak Coutinho untuk menempa diri secara profesional di akademi sepak bola lokal. Tak lama kemudian pelatih tim muda Vasco da Gama mendekati sang ayah untuk merekrut Coutinho. Dari situ karir Coutinho pun terus berkembang hingga kini.
Setahun bersama Vasco da Gama sejak 2009 hingga 2010, ia pun terbang ke Eropa diboyong oleh Inter Milan.Setahun menjadi pemain pinjaman di klub Spanyol, Espanyol, Coutinho digaet Liverpool.
Di level timnas Coutinho sudah menjadi langganan sejak menjadi anggota timnas Brasil U-17 saat masih berseragam Vasco da Gama. Selanjutnya memperkuat Selecao U-20 pada tahun 2011 hingga 2012, sebelum menjadi bagian dari masa depan Brasil saat ini.
Kini bersama Brasil tugas Coutinho belum usai. Setelah kegagalan besar di Piala Dunia dua tahun silam serta Copa America 2015, Coutinho memiliki tanggung jawab untuk mengembalikan nama besar Brasil yang terkoyak. Kemenangan atas Haiti sudah membuka ruang bagi timnya untuk menebus 'dosa' masa lalu, lolos ke babak perempat final. Selanjutnya berada di jalur menuju tangga juara.
Selamat berjuang Coutinho!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H