Hal senada diamini Ricky, sekaligus mengaku perlu banyak latihan untuk memperbaiki banyak kekurangan. “Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi mereka lebih baik dari kami. Kami harus latihan lebih keras lagi, banyak yang perlu diperbaiki.”
Terlepas dari hal ini, ajang Australia Open memberikan sinyal positif bagi renegerasi ganda putra Indonesia. Saat ini tiga pasangan masa depan sudah berada di langkiran 25 besar dunia. Selain Hendra/Ahsan di urutan kedua, Angga/Ricky di tempat ke-14 di belakang Marcus/Kevin serta Berry/Rian di urutan 24 dunia.
Greysia/Nitya
Indonesia gagal menambah gelar dari sektor ganda putri. Ganda putri terbaik Merah Putih Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari tak mampu meladeni perlawanan pasangan baru Tiongkok Bao Yixin/Chen Qingchen. Bermain selama satu jam, pasangan nomor empat dunia itu menyerah straight set 21-23 dan 17-21.
“Game pertama kami selalu ketat sampai pada akhirnya kami dapet momen di 20-18. Tapi pas banget saya pukul pas raketnya putus, padahal harusnya bisa poin. Ya mau nggak mau harus diterima, walaupun rasanya sayang. Tapi nggak apa-apa. Kami masih ada waktu satu bulan lagi menuju Olimpiade. Tujuan kami di sini kan untuk latihan menjelang Olimpiade. Karena hawa di latihan dan pertandingan tentu beda,” kata Greysia.
Walau kalah, Greysia/Nitya bisa menjadikan kesempatan ini sebagai pelajaran untuk tampil di Olimpiade Rio de Janeiro yang menyisahkan tak kurang dari dua bulan. Mudah-mudahan klimaksnya ada di Brasil nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H