Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Kewaspadaan Bulu Tangkis Kita

11 Juni 2016   17:44 Diperbarui: 12 Juni 2016   02:40 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua ajang bulu tangkis di dua bulan terakhir, Indonesia Open Super Series Premier dan Australia Open Super Series yang memasuki babak pamungkas, lebih dari cukup untuk membaca wajah perbulutangkisan kita saat ini. Dari berbagai sisi pembacaan, setidaknya ada dua gejala yang jelas mengemuka.

Pertama, performa pemain senior yang mengkhawatirkan. Hal ini tampak jelas pada sektor ganda putra dan ganda campuran. Dua jagoan, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan serta Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir benar-benar tampil diluar ekspektasi, bahkan jauh dari performa terbaik.

Di Indonesia Open, Hendra/Ahsan terhenti di babak kedua. Adalah pasangan muda Denmark, Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding menjadi pengubur impian Hendra/Ahsan untuk mengulangi catatan manis tahun 2013. Didukung penuh suporter tuan rumah, pasangan nomor dua dunia itu menyerah di tangan ganda yang tengah naik daun itu dengan skor 19-21, 21-13, 21-18.

Alih-alih bangkit dari keterpurukan, penampilan Hendra/Ahsan tak juga membaik saat tampil di Negeri Kanguru. Giliran Koo Kien Keat/Tan Boon yang memberikan mimpi buruk bagi Juara Dunia 2013. Tampil di State Sports Centre, Sydney, Hendra/Ahsan takluk 21-17, 17-21 dan 19-21.

Setali tiga uang, nasib buruk mendera ganda campuran terbaik Tanah Air yang karib disapa Owi/Butet. Bermain di kandang, Juara Dunia 2013 itu kandas di babak kedua di tangah pasangan non-unggulan asal Denmark, Kim Astrup/Line Kjaersfeldt. 19-21 dan 17-21.

Di Australia Terbuka penderitaan Owi/Butet berlanjut. Malah keduanya harus angkat koper lebih dini di babak pertama. Lagi-lagi pasangan Denmark menjadi batu sandungan. Giliran Anders Skaarup/Maiken Fruergaard yang berjaya dengan skor 12-21, 21-18, 15-21.

Hasil buruk di dua turnamen tersebut menjadi kulminasi dari penampilan mereka sepanjang tahun ini. Setelah menjuarai Dubai Super Series Finals 2015 dan Thailand Masters 2016, gelar juara menjauh dari Hendra/Ahsan. Penampilan mereka sempat moncer di putaran final Piala Thomas di Kunshan, China. Namun, meredup setelah itu.

Owi/Butet. Sempat paceklik gelar super series sejak 2014, pasangan yang kini melorot ke rangking tiga dunia naik podium di Malaysia Open Super Series Premier tahun ini. Tetapi, setelah itu, salah satu pemain diterpa masalah fisik, yang pada gilirannya mengemuka sebagai dalih penurunan performa. Hingga kini Owi/Butet yang pernah dikenal masih jauh dari harapan.

Entah apa yang menjadi alasan mendasar di balik penurunan performa para jagoan ini. Namun kenyataan tersebut patut dikhawatirkan mengingat keduanya bakal menjalankan tugas berat membawa bendera Merah Putih di Olimpiade Rio de Janeiro, Agustus nanti.

Setelah Australia Open, mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk berbenah. Evaluasi serius perlu dilakukan. Mendiagnosis dan menemukan titik lemah adalah syarat mutlak, sambil terus memompa kebugaran fisik dan mempertajam fokus. Urusan fisik perlu ditangani secara hati-hati mengingat usia mereka yang tak muda lagi serta riwayat cedera yang bisa kambuh kapan saja.

Hendra/Ahsan di Australia Open/badmintonindonesia.org
Hendra/Ahsan di Australia Open/badmintonindonesia.org
Kedua,berada di kutub sebaliknya dengan para senior, para pemain muda tampil memukau. Dengan tanpa mengabaikan sektor lain, tunggal putra mengisyaratkan masa depan cerah. Setelah masa keemasan Taufik Hidayat, Indonesia benar-benar merindukan sosok yang disegani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun