Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Indonesia Belum Bisa Move On di Istora yang Kian Menua

5 Juni 2016   21:39 Diperbarui: 6 Juni 2016   20:07 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daftar pengoleksi gelar super series tahun 2016 berdasarkan negara/@badmintonupdates

Hasil final Indonesia Open 2016/gambar dari @badmintonupdates
Hasil final Indonesia Open 2016/gambar dari @badmintonupdates
Harapan
Seperti disinggung sebelumnya perhelatan Indonesia Open kali ini masih meninggalkan catatan hitam bagi para wakil Tanah Air. Ironi terjadi di cabang-cabang unggulan yang ditargetkan meraih juara seperti ganda putra, ganda campuran dan ganda putri. Alih-alih berbicara banyak, para andalan itu keok secara tak terduga.

Situasi ini mendatangkan kecemasan tersendiri bagi persiapan mereka jelang perhelatan Olimpiade Rio Janeioro, Brasil pada Agustus nanti. Bila tak segera disikapi secara serius bukan mustahil target medali bakal lepas.

Berbanding terbalik dengan para senior, para pemain muda justru bersinar. Walau akhirnya hanya satu yang lolos ke semi final, tercatat lima penerus mampu menembus babak delapan besar. Mereka adalah duo ganda putri Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani dan Tiara Rosalia Nuraidah/Rizki Amelia Pradipta, duo tunggal putra Jonatan Christie dan Ihsan Maulana Mustofa, serta pasangan ganda campuran, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika.

Dengan tanpa mengabaikan wakil lainnya, kiprah Jonatan Christie dan Ihsan Maulana mengalami peningkatan signifikan. Jonatan nyaris menjegal ‘pembunuhnya’ tahun lalu, Jan O Jorgensen, bila saja fisik dan konsentrasinya prima. Sebelumnya pebulutangkis yang karib disapa Jojo itu mampu menumbangkan sang idola sekaligus salah satu pebulutangkis kawakan, Lin Dan.

Sementara Ihsan mampu mengukir sejarah tersendiri. Pebulutangkis 20 tahun itu membuat sang juara Lee Chong Wei kerepotan di semi final. Keduanya pun mendapat apresiasi dari lawan-lawannya dan digadang-gadang memiliki masa depan yang cerah.

Ihsan Maulana dan Hendri Saputra/badmintonindonesia.org
Ihsan Maulana dan Hendri Saputra/badmintonindonesia.org
Berbekal pencapaian tersebut, tunggal asal Tasikmalaya, Jawa Barat itu akan naik 10 strip ke rangking 19 dunia pekan depan, menggeser rekan seangkatan Jojo.

“Namun masih banyak yang mesti ditingkatkan dari pemain-pemain ini, soal mental adalah pekerjaan besar. Semangat masih kurang, dan masih kurang ulet juga,” evaluasi Kepala Pelatih Tunggal Putra Hendry Saputra dikutip dari badmintonindonesia.org.

Mudahan-mudahan apresiasi dini itu tak membuat mereka cepat berpuas diri. Tetapi menjadi pelecut untuk bekerja keras menempa teknik dan mengasah mental melalui berbagai kejuaraan.

Hingga akhirnya harapan yang digantung kepada mereka bisa berbuah pada waktunya. Salah satunya saat Indonesia Open kembali dihelat di tahun berikutnya, mereka mampu mengakhiri kisah buruk di Istora, yang tentu saja sudah berubah rupa setelah direnovasi untuk Asian Games 2018.

N.B

Daftar pengoleksi gelar super series tahun 2016 berdasarkan negara/@badmintonupdates
Daftar pengoleksi gelar super series tahun 2016 berdasarkan negara/@badmintonupdates

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun