Sempat lengah di set kedua, Jo akhirnya mampu kembali menggenggam ritme permainan, hingga mengakhiri perlawanan pemain rangking 24 dunia itu.
Kemajuan penampilan pemain kelahiran Jakarta itu diakui oleh Hsu. Demikian pengakuan tunggal 24 tahun itu seperti dikutip dari badmintonindonesia.org, “Menghadapi Jonatan memang agak sulit, sebelumnya sudah dua kali bertemu dan Jonatan memang ada kemajuan dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Jonatan adalah pemain muda, dia bermain dengan ritme yang sangat cepat dan bagus sekali.”
Selanjutnya, di babak kedua, Jo akan menantang jagoan Tiongkok, Lin Dan. Seperti Anthony, bertemu Super Dan bisa dilihat sebagai momen pembalasan setelah sebelumnya kalah di Singapura Open tahun ini.
Saat itu, Jo sempat memberikan perlawanan sebelum menyerah di tangan Lin Dan dengan skor 21-13 dan 21-7. Apakah Indonesia Open kali ini pendulum statistik akan berpihak pada Jo?
Di atas kertas, dari segala segi jelas Lin Dan lebih diunggulkan. Unggulan ketiga itu sudah makan asam garam di kancah bulu tangkis dunia. Hampir semua gelar bergengsi sudah masuk dalam lemari prestasinya. Namun, seiring bertambahnya usia segala kejayaan masa lalu tak bisa terus dipertahankan.
Di babak pertama peraih emas Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012 itu menang susah payah atas tunggal Malaysia, Zulfadli Zulkiffli. Ia harus melewatkan pertarungan tiga set sebelum menutup laga dengan skor 116-21 21-18 dan 21-16.
Selain memanfaatkan kelebihan stamina, dukungan penonton di Istora sekiranya memberikan motivasi tambahan bagi Jonatan. Ditambah lagi persoalan shuttlecock yang mulai makan ‘korban’ bisa menambah keuntungan bagi Jonatan.
“Mungkin saya akan diuntungkan dari dukungan penonton di Istora. Soal shuttlecock, mungkin Lin Dan juga tidak suka dengan shuttlecock yang lajunya cepat. Dia memang pemain matang, permainannya alot, tetapi dia tidak cepat-cepat menyerang, banyak mengangkat bola dulu,” tutur Jonatan.
Namun demikian, Jo perlu belajar banyak dari pertandingannya sebelumnya, termasuk dari pengalaman kompatriotnya Anthony Ginting. Kesabaran dan ketenangan perlu dipadupadan dengan semangat juang.
Akhirnya kita berharap target yang telah diusungnya bisa tercapai. “Sejak tanding di Piala Thomas 2016, saya sudah melihat undian BIOSSP dan ada peluang bertemu Lin Dan. Target pribadi saya minimal mau menyamai pencapaian tahun lalu ke perempat final, saya ingin mengalahkan Lin Dan.”
Semoga!