Namun, seiring berjalannya waktu, euforia yang menantang itu berganti menjadi rasa rindu. Tak sedikit pebulutangkis luar negeri yang selalu kangendengan atmosfer fans Indonesia.
Menurut Achmad Budiarto, dahulu ‘serangan’ dari penonton menjadi momok menakutkan, namun saat ini berganti rindu.
“Suporter Indonesia itu sportif, mendukung yang bermain baik,”tegasnya.
Kesan yang sama keluar dari pebulutangkis senior Fran Kurniawan Teng. Spesial ganda kelahiran Palembang 31 tahun silam tak menepis atmosfer Istora yang menggelitik rasa rindu. Bisa jadi faktor non teknis itulah yang mendorongnya kembali ke Istora, mencoba peruntungan di BIO kali ini bersama Fernando Kurniawan sejak babak kualifikasi.
Selain penonton yang bikin kangen,atmosfer sekitar pun disulap sedemikian rupa untuk memanjakan para penonton. Di luar arena para penonton dimanjakan dengan kehadiran aneka booth yang menajakan varian makanan, minuman, permainan dan hiburan.
Hal itulah yang membuat Indonesia Open kali ini semakin berbeda. Ada perpaduan apik antara unsur sport dan enternainment. Sportainment. Indonesia Open pun hadir dengan terobosan baru, menjadi satu-satunya turnamen bulutangkis yang mengkombinasikan kedua unsur itu.
“Para penonton tidak hanya menikmati olahraga tetapi juga hiburan. Hal itu bisa dinikmati keluarga baik pertandingan yang berlangsung di dalam, maupun di luar ruangan dengan adanya games,pertunjukan, makanan serta minuman,”ungkap Achmad Budiarto berapi-api.
Mantan pebulutangkis yang kini menjadi Humas PBSI, Yuni Kartika membenarkan hal itu. Berpengalaman malang melintang ke segenap penjuru dunia, menurut Yuni, Indonesia Open tiada duanya. Daya tarik Istora begitu luar biasa sehingga membuat para tamu terhibur.
“Tidak hanya pemain, pelatih dan manajer juga senang karena mereka mendapatkan hiburan di Indonesia Open,”tutur Yuni.
Ketiga,BIO menjadi satu dari tiga turnamen terakhir sebelum perhelatan Olimpiade Rio de Janeiro pada Agustus mendatang. Kejuaraan beregu Piala Thomas dan Uber beberapa waktu lalu, BIO dan turnamen Australia Open pada awal Juni nanti, memainkan peran penting bagi para pebulutangkis yang telah lolos ke ajang multievent itu.