Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Tim Uber Capai Target, Jumpa Thailand Dihantui Rasa Mendua

16 Mei 2016   20:53 Diperbarui: 16 Mei 2016   21:14 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Mungkin ada kesulitan di pergerakan saja, secara komunikasi dan permainan sih tidak ada masalah, karena kami sudah pernah berpasangan. Tadi saya memberi masukan kepada Anggia, maklum anak muda, jiwanya mau buru-buru. Padahal kalau kita main lebih tenang dan berpikir jernih, pasti kita lebih enak lagi mainnya. Lebih ke mental, bukan arahan teknik,” ungkap Greysia.

Berpasangan dengan pemain senior tak membuat Anggia kecut. Justru dalam situasi seperti ini pemain 21 tahun itu mampu tampil lepas. Alhasil keduanya mampu memetik kemenangan dengan skor 21-10, 21-16.

“Saya merasa tidak ada beban berpasangan dengan senior. Kalau lagi ketinggalan bisa lebih tenang lagi menghadapi lawan,” ungkap Anggia.

Pemain mungil, Fitriani memikul kepercayaan turun di partai ketiga. Tentu harapan publik Tanah Air, pemain 17 tahun ini mampu merebut kemenangan atas Cheung Ngan Yi.

Namun beberapa kesalahan sendiri membuat Fitriani harus membayar mahal dengan kekalahan. Sempat tertinggal di game pertama, Fitri bangkit di set kedua. Di set penentuan, pemain asal Garut, Jawa Barat ini sempat memimpin, namun smash mematikan Cheung benar-benar merepotkan. Alhasil wakil Hong Kong itu merebut game ketiga dengan skor akhir 16-21 21-12 16-21

“Saya memang kecolongan di game pertama, lawan sering melancarkan serangan dan pertahahanan saya kurang siap. Feeling memukul shuttlecock masih kurang, kadang kurang kencang, jadi sering meyangkut di net,” ungkap Fitri.

Ganda kedua, Della/Rosyita berhasil menyamakan kedudukan. Sempat gelagapan di set pertama, Della/Roshyta mampu bangkit  untuk mengakhiri perlawanan Ng Tsz Yau/Yeung Nga Ting lewat permainan straight game, 21-16, 21-8.

Partai kelima pun menjadi penentu. Harapan Indonesia diletakkan di pundak Hanna Ramadini. Dalam situasi genting pemain 21 tahun ini berhasil mengendalikan tekanan saat menantang Ng Wing Yung. Bermain tenang dan taktis membuat pemain asal Tasikmalaya itu hanya butuh dua set untuk mengakhiri laga dengan skor 21-16, 21-11 sekaligus memastikan langkah  Merah Putih ke delapan besar.

“Kualitas permainan lawan lebih bagus di game pertama. Setelah interval game kedua, saya lebih banyak bermain menyerang,” ungkap pemain asal klub Mutiara Cardinal Bandung ini.

Hanna Ramadini menjadi penentu kemenangan Indonesia/badmintonindonesia.org
Hanna Ramadini menjadi penentu kemenangan Indonesia/badmintonindonesia.org
Mendua

Benar yang dikatakan manajer Tim Thomas dan Uber Indonesia, kemenangan ini membuat para srikandi bisa terjebak dalam dua situasi. Di satu sisi, membuat mereka puas karena telah mencapai target. Situasi ini bisa membuat mereka kehilangan semangat saat menghadapi Thailand di partai terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun