Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Inspirasi 1998 untuk Tim Thomas dan Uber Indonesia

14 Mei 2016   16:43 Diperbarui: 14 Mei 2016   16:48 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walau menjadi pengumpul gelar Piala Thomas terbanyak yakni 13 kali, Indonesia sudah lama berpuasa. Terakhir kali trofi tersebut dibawa ke Tanah Air pada 2002 silam usai mengalahkan tuan rumah Malaysia dengan skor 3-2 di Guanzhou, Tiongkok.

Berbanding terbalik dengan Tim Thomas, Tim Uber Indonesia baru tiga kali menjadi juara. Sementara Tiongkok yang sembilan kali merebut Piala Thomas, merajai Piala Uber dengan 13 trofi.

Kemenangan Indonesia di Piala Thomas tahun 1998 menjadi kisah inspiratif bagi para pebulutangkis Indonesia saat ini. Seperti diutarakan mantan ganda putra terbaik dunia Rexy Mainaky, perjuangan Merah Putih saat itu bisa menjadi motivasi bagi para juniornya saat ini.

“Kala itu suasana negara sedang genting karena ada kerusuhan tahun 1998. Saat tanding itu konsentrasi kami terpecah antara pertandingan dan mikirin keluarga di Jakarta,” ungkap pasangan Ricky Soebagdja ini.

“Namun, justru ini menjadi semangat buat kami untuk membela negara Indonesia,” lanjutnya.

Tak hanya itu, menurut Rexy, di dalam tim mereka memiliki cara tersendiri untuk memotivasi pemain. Melibatkan para pemain muda menjadi cara untuk menimba pengalaman, walau mereka harus bertugas membawa shuttlecock ke tempat latihan, menyediakan air mineral hingga menjadi tukang cuci pakaian para pemain senior.

“Tahun 1998, seorang Tony Gunawan dan Taufik Hidayat itu jadi tukang laundry, mereka membantu kami mencuci dan menjemur pakaian senior yang sedang bermain di Piala Thomas. Mereka memang sengaja diajak ke Kuala Lumpur untuk menimba pengalaman dan belajar dari senior bagaimana bertanding di event beregu,” tutur Rexy.

Namun, cara tersebut bukan tanpa arti. Dua tahun kemudian saat Piala Thomas dihelat di Kuala Lumpur, Malaysia, Taufik Hidayat dan Tony Gunawan menjadi bintang. Mereka tampil brilian dan turut menyumbang poin untuk kemenangan telak Indonesia atas Tiongkok

“Tetapi dua tahun kemudian, bisa kita lihat sendiri bagaimana seorang Taufik Hidayat tampil begitu brilian dan menjadi penentu kemenangan tim Thomas. Begitupun Tony yang ikut menyumbang poin,” lanjut Rexy.

Pada pertandingan final itu Hendrawan yang turun sebagai tunggal pertama sukses mengalahkan Xia Xuanze,1-11, 15-2, 15-3. Rexy Mainaky/Tony Gunawan menyumbang poin kedua setelah membungkam Yu Jinhao/Chen Qiqiu, 15-9, 15-2.

Sebagai tunggal kedua, Taufik tampil ciamik dan menjadi pahlawan tim Thomas usai membungkam Ji Xinpeng dengan skor 15-9, 17-14.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun