Menyusul keputusan ini maka pihak Sentul pun akan segera bersolek. Renovasi di sana sini mutlak dibuat, melihat kondisi sirkuit yang jauh dari layak.
Walau demikian pemerintah tak bisa tidak ambil bagian mengingat event tersebut membawa nama Indonesia.
Sekalipun pemerintah tak dilibatkan secara penuh dalam pendanaan untuk pembangunan infrastruktur, kontribusi dalam bentuk lain sangat mungkin diberikan.
Salah satunya seperti tertulis di laman resmi Kemenpora.
"Seandainya ada penggunaan APBN mungkin hanya dipertimbangkan sebatas untuk membayar commitment fee sebesar € 7 juta untuk tahun 2017 (yang harus dibayarkan paling lambat bulan Agustus 2017), berikutnya sebesar € 8 juta untuk tahun 2018 dan sebesar € 8,4 juta untuk tahun 2019."
Untuk mematangkan persiapan itu maka pihak Pemerintah dan pengelola perlu duduk bersama untuk membicarakan berbagai hal penting. Perlu dipastikan bentuk-bentuk kerja sama yang bisa dibangun antara kedua belah pihak.
Event ini bukan hanya bersifat business to business,tetapi menyangkut nama baik dan kepentingan Indonesia. Karena itu kerja sama sinergis perlu dibangun.
"Harapannya sebelum Juni sudah kontrak karena waktunya juga sudah mepet kan. Tapi kalau Mei sudah bisa, ya, Mei saja tandatangannya," harap Manajer Sirkuit Sentul Ananda Mikola beberapa waktu lalu.
Sebagaimana diketahui pihak Dorna membutuhkan jawaban hitam di atas putih berupa penandatanganan kontrak sebelum Juni tahun ini. Selain itu, perlu dibayar event fee,bila ingin menjadi tuan rumahtiga tahun, sebesar 23,4 juta euro (sekitar Rp 352,9 miliar), dengan rincian 7 juta euro untuk tahun 2017, 8 juta euro untuk 2018, dan 8,4 juta euro untuk 2019.
Saatnya Sentul bersolek..selamat dating MotoGP 2017…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H