Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Long Weekend Terganggu, Ada Apa dengan Sinyal Commuter Line Jabodetabek?

5 Mei 2016   19:44 Diperbarui: 5 Mei 2016   20:07 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah perlu membuka mata pada meningkatnya animo masyarakat menggunakan moda transportasi yang satu ini. Peningkatan jumlah penumpang KRL dari tahun ke tahun mengindikasikan bahwa keinginan dan kebutuhan akan transportasi publik ini meningkat.

Sebagai layanan transportasi yang cepat dan massal, maka perhatian pemerintah pada moda ular besi ini perlu ditingkatkan. Sistem persinyalan perlu segera diperbaiki, di antaranya dengan meremajakan KRL yang sudah uzur.

Selain itu, perlu penertiban masyarakat yang berada di sekitar jalur kereta. Sejauh pengamatan saya, hampir tak ada jalur kereta yang benar-benar steril. Di beberapa titik rumah dan pemukinan penduduk sangat berdempetan dengan jalur kereta. Selain berpotensi mengganggu perjalanan kereta, juga sangat membahayakan keselamatan manusia di sekitar itu.

Selain itu, di beberapa stasiun seperti Stasiun Jakarta Kota, dan Stasiun Tanah Abang (belakangan mulai dibenahi), masih terlihat pemukiman kumuh. Bahkan di Stasiun Jakarta Kota yang nota bene menjadi stasiun utama, pemukiman kumuh terlihat di sana-sini. Gubuk-gubuk reyot seakan bersekutu dengan stasiun legendaris tersebut.

Di samping itu, untuk rencana pemerintah untuk membangun jalur dwi ganda (double double track) dari Cikarang-Manggarai perlu segera dikebut agar keterlambatan akibat perebutan jalur segera diatasi.

Selain dari pihak pemerintah, dukungan masyarakat pun setali tiga uang. Keselamatan dan kenyamanan KRl harus menjadi perhatian bersama. Masyarakat harus merasa memiliki dan bertanggung jawab atas sarana dan fasilitas yang ada.

Jangan sampai fasilitas yang ada justru dijadikan sasaran pencurian seperti yang pernah terjadi pada 2014 hingga 2015. Ada komplotan pencuri kabel signal KRL menggasak kabel sepanjang 14 meter di KM 22+ 400/500 di antara stasiun Tanjung Barat dengan stasiun Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Selain itu, perilaku masyarakat yang menyerobot palang perlintasan perlu ditekan hingga ke titik nol. Semua itu bukan demi kepentingan satu dua pihak, tetapi demi kepentingan kita bersama.

Selamat menikmati libur panjang….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun