Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Ratu Bulu Tangkis Ratchanok Intanon dan Reaksi (Telat) Kita

2 Mei 2016   21:04 Diperbarui: 3 Mei 2016   12:56 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Reaksi (Telat)
Sementara kita, seperti dikatakan di atas, hanya bisa menempatkan andalan di rangking 22 dunia. Malahan rangking Lindaweni ini masih berada satu strip di belakang tunggal Skotlandia Kirsty Gilmour.

Lantas, sampai kapan keterpurukan ini berlanjut dan membiarkan semakin banyak ‘pendatang baru’ mengangkangi kita?

Tak lama setelah para tunggal putri kompak tergusur dari Badminton Asia Championship, pada 29 April, Ketua Umum PBSI, Gita Wirjawan berkicau di Twitter. “Tunggal putri menjadi catatan aka nada penyingkapan.”

Membaca komentar tersebut saya dilanda dilema. Dua rasa berbeda saling bertumbukan. Di satu sisi ada rasa lega, badai keterpurukan sektor ini ternyata sudah menghantam para pemangku kepentingan. Mereka merasa bahwa sektor tersebut sudah harus disikapi, ditindaklanjuti. Catatan buruk selama ini sudah masuk ke ruang pertimbangan pihak berkepentingan, selanjutnya akan dilakukan perbaikan.

Namun, di sisi lain ingin saya berteriak, “Kenapa baru sekarang?” Jika harus jujur sinyal keterpurukan sudah lama memantulkan alarm. Indikasi ketertinggalan itu sudah bertahun-tahun lalu terlihat. Mengapa baru saja ini disadari? Kita sudah ketinggalan kereta jauh. Telat.

Lantas, bila demikian sikap PBSI, maka pertanyaan penting yang perlu dijawab, ‘penyingkapan’ seperti apa yang mau dibuat?

Hemat saya, langkah segera yang harus diambil adalah memberi ruang seluas-luasnya kepada para pemain muda. Sudah cukup kepercayaan dan tanggung jawab dibebankan kepada para pemain senior.

Seperti Thailand, Jepang dan Tiongkok, mereka sudah berani mengorbitkan para pemain muda. Sejak lama dan kini mereka telah memetik hasilnya. Intanon menjadi salah satu saksi hidup yang menampar wajah perbulutangkisan kita.

Walau stok tunggal putri kita sedikit dibandingkan sektor-sektor lain, tidak berarti kita ketiadaan bibit unggul. Fitriani, Gregoria Mariska, Ruselli, Aurum Oktavia, hingga Sri Fatmawati memiliki potensi menjanjikan. Bahkan berdasarkan kesempatan minim yang diperoleh belakangan, dua nama yang disebutkan pertama, telah menunjukkan bahwa mereka bisa berprestasi. Mereka hanya membutuhkan polesan dan sentuhan perhatian. Serta tak kalah penting, kesempatan dan kepercayaan.

Apakah PBSI berani mengambil sikap ini? Kita tunggu saja....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun