Ilustrasi Rio Haryanto (Jason Reed/Reuters)
“Dimanapun saya bertanding, Merah Putih selalu di hati. Balapan adalah salah satu cara saya untuk mengabdi kepada negara,”
(Instagram Rio Haryanto).
Terhitung mulai hari ini, Jumat (29/4) pebalap asal Indonesia, Rio Haryanto akan memulai kiprahnya di seri keempat Formula One (F1) musim ini. Pebalap Manor Racing itu akan mengaspal di Sirkuit Sochi Autodrom, Rusia sejak sesi latihan bebas pertama hingga sesi balapan Minggu (01/05) nanti.
Pertanyaan publik Indonesia tetap sama. Apakah Rio akan meraih hasil baik? Tentu, pertanyaan ini akan terus menggelayut di benak publik Tanah Air sepanjang satu-satunya pebalap Asia itu berkiprah di ajang jet darat itu.
Lebih lagi, saat ini Rio masih berbenturan dengan dua kendala mendasar yang saling terkait satu sama lain. Di satu sisi, prestasi Rio masih jauh dari memuaskan. Di sisi lain, tunggakan sebesar 7 juta Euro masih menjadi Pekerjaan Rumah berat yang harus segera diselesaikan.
Kedua hal itu tidak bisa tidak saling mempengaruhi. Prestasi Rio akan menentukan masa depannya di tim asal Inggris itu. Pada gilirannya kiprah maksimalnya tak hanya berdaya meyakinkan tim, tetapi juga menarik simpati masyarakat luas.
Publik tentu akan membuang jauh-jauh berbagai kesan negatif dan pesimisme terkait angka kebutuhan Rio yang fantastis itu bila driver23 tahun itu mampu membuktikan diri di lintasan balap. Setali tiga uang, masyarakat pasti lebih tergerak untuk ambil bagian dalam berbagai program kreatif baik dari pihak komunitas fans Rio (Sahabat Rio), maupun cetusan Pemerintah melalui Kemenpora dan kementrian terkait.
Selain itu, peluang sponsor untuk merapat terbuka lebar, walau tentang ini secara praksis tak semudah membalikkan telapak tangan. Sponsor akan mendekat bukan tanpa kepentingan diri. Mereka juga memiliki kepentingan bisnis tersendiri.
Tentu, tak mudah bagi Rio untuk mengawinkan dua hal tersebut secara apik. Pebalap kelahiran Surakarta itu harus mengakrabi diri dengan MRT05 yang menjadi tunggangannya. Walau mendapat sentuhan dari berbagai ahli dan tenaga teknis mumpuni, kekurangan di sana sini tetap saja ada.
Di seri pembuka di Australia, Rio gagal finis lantaran mobilnya mengalami kerusakan mesin. Di dua seri berikutnya, Rio mampu menginjak garis akhir, namun belum mampu mencapai batas waktu maksimal. Di seri kedua di Bahrain, Rio menempati posisi ke-17. Selanjutnya di Shanghai, China, posisi Rio melorot ke urutan 21.