[caption caption="Gambar diambil dari INDOSPORT.com."]
Kemampuan teknis boleh saja Rio miliki, dan campur tangan berbagai pihak bisa dengan mudah menyempurnakan tunggangannya. Namun, soal fokus dan konsentrasi adalah hal penting yang bisa dengan gampang merusak semua rencana. Pada titik ini, bila tak disikapi secara bijak, suara-suara miring tersebut bisa menjadi racun yang menggerogoti pikiranya perlahan demi perlahan.
Bisa saja Rio mengatakan bahwa tantangan seperti itu sudah biasa dialami, bahkan tak terlalu menantang dibandingkan kompetisi yang sudah diakrabinya sejak lama. Namun, dalam hati kecil dan pikiran terdalam, tak ada yang tahu dan bisa memastikan itu.
Karena itu, tak ada pilihan lain, Rio harus bersikap awas dalam membaca situasi. Berbagai suara miring yang kadang dalam intensitas yang sama besarnya seperti puja-puji yang melambung tinggi harus dibaca secara bijak, untuk mengatakan tidak tenggelam di dalamnya. Berbagai seremoni dan tetek-bengek acara yang tak penting sejatinya diposisikan sama tingginya dengan rumor yang harus dibuang jauh-jauh. Karena bila tidak, itu semua hanya akan memerangkap Rio, menjebak langkahnya untuk maju. Jadi, waspadai jebakan itu, Rio!
Jebakan lainnya
Dukungan positif yang mengalir dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, komunitas hingga masyarakat luas, menetralkan bahkan menegasikan skeptisisme dan suara miring di atas.
Rio setidaknya bisa lebih tenang dengan semakin giatnya pemerintah, melalui Kemenpora, mencari cara untuk melunasi sisa pembayaran. Di tengah suara bersebrangan, kehadiran sejumlah tokoh pemerintah, seperti Menpora, Imam Nahrawi yang berani "pasang badan" untuk Rio memberikan kekuatan tambahan bahwa sejatinya Rio tidak berjalan sendiri. Walau tak sedikit yang menolak, keberadaan Menpora  merepresentasikan keberadaan negara dan bangsa di belakang Rio.
Namun, kehadiran Menpora itu sejatinya bukan tanpa soal. Campur tangan pemerintah pada Rio bukan tanpa bahaya. Dengan tanpa melebarkan topik pembicaraan, pada dunia balap khususnya dan otomotif umumnya, Indonesia sejatinya tak hanya memiliki Rio.
[caption caption="Sean Gelael (Kompas.com)"]
Demikianpun di dunia balap motor. Indonesia juga memiliki deretan talenta potensial. Ada Andi Farid Izdihar atau santer disebut Andi Gilang yang baru saja menjuarai Asia Talent Cup 2015. Bersama Andi Gilang yang tampil di Moto3 Junior World Championship, Dimas Ekky Pratama pun siap mengaspal di Moto2 European Championship.Â
Selama ini Andi dan Dimas dibina oleh Astra Honda Motor (AHM). Tak sebatas itu, AHM juga memiliki deretan bibit muda lainnya yang akan berkiprah di level Asia seperti Irfan Ardiansyah, Alif Akbar Utama, Dwiki Herdhiana Suparta, Yassin Somma, Gerry Salim, dan M Febriansyah.