Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Satu Wakil di Final, Satu Bintang Indonesia Lahir di Malaysia

9 April 2016   19:40 Diperbarui: 9 April 2016   19:59 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di game kedua, Jo mampu memanfaatkan ketertinggalan Chen untuk memimpin. Ia mampu unggul 11-6 dan 16-11. Bahkan Jo hanya membutuhkan dua poin saja untuk meraih kemenangan.

Sayang di angka 19-16 tantangan yang sesungguhnya bagi Jo muncul. Pekikan di sisi lapangan semakin kencang, menambah tekanan bagi Jo. Ia pun terjebak dalam kesalahan sendiri, tepat di saat Chen mulai ‘panas’. Kesempatan emas di depan mata pun menguap. Chen merebut set kedua.

[caption caption="Chen Long dan Jonathan bersalaman (badmintonindonesia.org)"]

[/caption]“Di game kedua saya sempat unggul, cuma pas di poin 19-16, sempat kepikiran untuk cepat-cepat menyelesaikan pertandingan. Jadinya tadi ada beberapa pukulan yang terburu-buru, jadi mati sendiri,” aku Jonatan.

Di set penentu, Chen sudah kembali menemukan performa terbaik. Sempat ketat di awal set, Chen pun menjauh, 11-7, 17-10 dan menutup pertandingan dengan hanya memberikan Jo tambahan empat angka. Laga pun berakhir dengan skor 21-8, 19-21 dan 14-21. Jojo gagal balas dendam atas kekalahannya di Piala Sudirman 2015 lalu.

“Di game pertama Chen Long kelihatan nervous. Karena nggak saya apa-apain aja di mati sendiri. Dan mungkin memang rancangan saya masuk di game pertama. Tapi setelah game kedua, dia lebih siap dan mengerti. Game ketiga Chen Long lebih percaya diri. Beberapa pukulannya juga nggak gampang dimatiin,” lanjut Jonatan.

Jonatan memang kalah dan gagal ke puncak. Namun pencapaian ini sudah menjadi catatan tersendiri baginya. Pencapaian terbaik dalam tiga kali tampil  di turnamen level super series premier. Di BCA Indonesia Open Super Series Premier 2015, Jonatan hanya sampai di delapan besar. Sementara  tahun ini di ajang All England, Jo hanya sampai di babak pertama. 

 “Walaupun kalah, a star is still born and his name is Jojo. And Jojo will bring in more stars in the future,” ungkap Ketua Umum PBSI Gita Wirjawan. 

Memburuk

Ganda putri andalan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari gagal ‘move on’ dari penampilan buruk di babak sebelumnya. Menghadapi wakil Korea Selatan Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan, unggulan dua ini benar-benar tampil antiklimaks. Mereka menyerah dua set langsung 21-16 dan 21-14 dari unggulan tujuh itu.

Di babak perempatfinal, menghadapi wakil Korea, Ye Na/Lee So Hee, Greysia/Nitya harus berjuang habis-habisan selama tiga set. Wakil Negeri Ginseng itu membuat keduanya harus bekerja keras dan jatuh bangun meraih poin, sebelum menang  21-16, 18-21 dan 21-18.

Tiongkok dominan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun