Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Newcastle United dan Dilema Besar Benitez

12 Maret 2016   17:33 Diperbarui: 12 Maret 2016   18:08 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya, bagaimana strategi yang akan ia mainkan? Memilih pola khasnya yang defensif atau keluar dari pakem tersebut? Disinilah letak dilema besar Benitez yang terkenal sangat terobsesi dengan taktik dan sistem.

Pengalaman di dua klub terakhir membuktikan bahwa Benitez tak bisa lagi akrab dengan salah satu dari dua pilihan strategi itu. Pakem taktis dan defensif sepertinya tak berlaku lagi.

Di musim terakhir bersama Napoli, timnya kebobolan 54 gol, jumlah terbanyak dibandingkan klub-klub papan atas Serie A. Buntutnya Partenopei kehilangan tempat di Liga Champions menyusul kekalahan di laga terakhir menghadapi Lazio dengan skor 2-4.

Selanjutnya bersama Real Madrid, pola bertahan itu berubah. Setidaknya terlihat saat menghadapi Barcelona pada November 2015. Seakan ingin membuktikan bahwa dirinya bukan seorang pelatih defensif, dan memang secara tradisional bukan karakter Madrid, Benitez menggelontorkan semua sumberdaya penyerang. Hasilnya? Alih-alih mencetak banyak gol, Los Blancos justru dipukul balik. Empat gol bersarang di gawang Madrid. Strategi ofensif itu justru menjadi bumerang yang mendatangkan malapetaka. Rasa malu hebat menyeruak di Nou Camp kala itu.

Selain sentuhan tangannya yang tak lagi berbuah manis, hubungan kurang harmonis dengan para pemain Madrid menjadi titik lemah Benitez lainnya. Selama berada di Santiago Bernabeu, dan terlihat jelas di hari-hari terakhir, Benitez seperti membangun jarak dengan para pemain.

Ia lebih memilih menjaga hubungan profesional dan vertikal, ketimbang membangun kedekatan dengan para pemain. Baginya relasi ke atas lebih penting daripada relasi dengan para pemain. Sehingga ia kerap meninggalkan tugas kepelatihan dan menyerahkannya kepada staf pelatih lainnya. Hasilnya? Hubungan profesional yang dibangun itu justru menikam dirinya. Ia ditendang sang presiden klub, Florentino Perez, dan dimusuhi banyak pemain bintang, kecuali anak emasnya Gareth Bale.

Maka pengalaman itu setidaknya menunjukkan seperti apa pola dan naluri Benitez sebagai pelatih belakangan ini. Dan pertanyaan terkait strategi yang dipakainya bergaung semakin kencang saat ini ketika tim yang ditangani bukan tim sarat bintang atau setidaknya memiliki sumber daya memadai. Apakah Benitez sudah menyiapkan strategi khusus sehingga ia begitu berani menerima tawaran berat Newcastle?

Dalam sejarah kepelatihannya, Benitez memiliki catatan bagus pada setidaknya 10 laga awal. Bersama Valencia, ia mampu mendulang 18 poin hasil  4 kemenangan dan 6 hasil seri. Sebanyak 17 poin ia persembahkan di awal karirnya bersama Liverpool. Raihan tertinggi diperoleh bersama Napoli yakni 25 poin. Singkatnya, Benitez hanya menorehkan paling banyak tiga kekalahan yakni saat bersama Liverpool.

Apakah catatan positif itu akan berlanjut bersama Newcastle dalam sembilan laga terakhir demi menjaga tempat di Liga Primer Inggris? Hal ini akan kita lihat, tak kurang dari 24 jam lagi, saat Newcaslte bertandang ke King Power Stadium, markas pemuncak klasemen Leicester City.

N.B:

Sembilan laga terakhir Newcastle:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun