[caption caption="Greysia/Nitya (badmintonindonesia.org)"][/caption]
Indonesia hanya menyisahkan satu wakil di babak perempat final German Open 2016. Ganda putri terbaik Greysia Pollii/Nitya Krishinda Maheswari menjadi harapan satu-satunya untuk merebut gelar di ajang level Grand Prix Gold ini setelah wakil-wakil lainnya berguguran.
Greysia/Nitya ke delapan besar usai membungkam wakil Korea, Eom Hye Won/Kim Ha Na. Ganda nomor dua dunia ini menang mudah 21-5 dan 21-14.
Di game pertama, Greysia/Nitya tak menemui kesulitan berarti. Eom/Kim banyak melakukan kesalan sendiri yang membuat mereka hanya mampu mendapat lima poin.
“Di game pertama mereka banyak mati-mati sendiri. Pas di game kedua mereka mau coba untuk lawan, sampai poin lima sama mereka masih ngotot. Tapi setelah itu mereka juga tetap mati-mati sendiri lagi,” ungkap Greysia dikutip dari badmintonindonesia.org.
Greysia/Nitya pun memperpanjang catatan kemenangan atas Eong/Kim. Di pertemuan pertama di Japan Open 2015, Greysia/Nitya menang 22-20 dan 21-15.
Di babak perempat final, Greysia/Nitya yang ditempatkan sebagai unggulan pertama akan menghadapi pasangan Bulgaria Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva yang mengalahkan Maiken Fruergaard/Sara Thygesen dari Denmark.
Kedua pasangan belum pernah bertemu. Berdasarkan peringkat jelas Greysia/Nitya lebih diunggulkan. Wakil Bulgaria itu berada di rangking 18 dunia.
Walau peringkat lawan jauh di bawah, Greysia/Nitya mengaku tak jemawa, apalagi sampai meremhkan lawan.
“Setiap masuk ke babak berikutnya, lawan terus tidak akan mudah. Kami tetap siap. Karena Eropa pemainnya sudah bagus-bagus, nggak bisa kami anggap remeh,” tandas Nitya.
Gugur
Sebelumnya di turnamen ini Indonesia mengirim sejumlah wakil setelah tunggal muda Anthony Ginting dan Jonatan Christie serta ganda putri Della Destiara/Rosyita Eka batal bertanding karena kendala visa.
Namun pencapaian mereka tak sesuai harapan. Dua tunggal terbaik Indonesia, Tommy Sugiarto dan Maria Febe harus pulang lebih awal. Keduanya keok di babak pertama masing-masing dari Yuhan Tan (Belgia) dan Busanan Ongbumrungphan (Thailand). Kegagalan Tommy disusul pula oleh Adi Pratama yang terhenti di babak kedua.
Selain itu, Indonesia sempat menaruh harapan pada Lindaweni Fanetri untuk mendampingi Greysia/Nitya di delapan besar. Sayang Linda gagal melewati hadangan unggulan empat asal Tiongkok Wang Shixian. Pebulutangkis 26 tahun itu menyerah dua set langsung 10-21 dan 17-21.
“Game pertama saya kurang puas dengan penampilan saya. Main saya kaya nggak keluar. Game kedua setelah leading, gara-gara miss servis sekali, dia langsung ngejar tiga poin. Saya jadi kaya hilang dan kendor sedikit. Baru pas mau nyusul-nyusul, dia leadingnya udah jauh,” ungkap Linda lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H