Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Mengapa Rio Haryanto Tak Boleh ‘Dijamah’ Malaysia?

29 Februari 2016   05:31 Diperbarui: 23 Desember 2016   14:27 2679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Dijamah' Tetangga?

Di tengah perjuangan Menpora dan berbagai pihak yang peduli dengan Rio Haryanto, muncul kabar bahwa pihak tetangga tertarik menjadi sponsor. Salah satunya dari Malaysia Tourism Board (MTB). Meski belakangan sudah dikonfirmasi bahwa MTB tak berniat mempromosikan ‘Visit Malaysia’ melalui Rio, kabar ini sebenarnya memberikan banyak makna.

Pertama, ajang bergengsi tersebut memang ‘mahal’ dan membutuhkan sokongan finansial yang kuat. Namun, gemerlap ajang jet darat tersebut seiring sejalan dengan tingkat popularitas yang luas sehingga menjadi salah satu cabang olahraga yang ‘seksi’ untuk menarik sponsor dan mempromosikan diri.

Kehadiran tandem Pascal Wehrlein di ajang tersebut, sejatinya dilihat secara lebih luas sebagai kesempatan untuk memperkenalkan dan mempromosikan Indonesia. Rumor bahwa sejumlah negara tertarik untuk mempromosikan diri menjadi sinyal bahwa F1 pun memiliki nilai jual yang tinggi dan kendaraan yang menjanjikan untuk ‘berjualan’.

Kedua, sejalan dengan poin pertama, bila kehadiran Rio di ajang F1 sebagi momentum untuk mempromosikan diri maka kementrian yang sejatinya turut bergerak adalah Kementrian Pariwisata. MTB dengan ‘Visit Malaysia’-nya mesti menjadi lecutan bagi Kemenpar untuk ambil bagian mendukung Rio sehingga tulisan ‘Wonderful Indonesia’ pun bisa muncul di MRT05 yang ditunggangi Rio.

Bila selama ini kita masih terus mencari cara untuk mendongkrak sektor pariwisata melalui aneka promosi, mengapa tidak kita manfaatkan Rio untuk hal itu. Olahraga, tak terkecuali F1 adalah juga kendaraan yang efektif untuk promosi. Hitung-hitung, dukungan finansial yang dikucurkan akan bermakna ganda: sebagai promosi sekaligus bentuk dukung kepada anak bangsa.

Ketiga, bila pihak luar mampu melihat peluang emas melalui Rio, mengapa kita masih saja menutup mata? Benar bahwa ada skeptisisme terkait prestasi dan masa depan Rio. Tak ada yang tahu seperti apa Rio di masa depan. Namun di sisi lain, kehadiran Rio di ajang F1 adalah momentum yang pas untuk menunjukkan diri, mempromosikan diri, ‘menjual’ kekayaan dan potensi yang kita miliki.

Rio memang baru dipastikan tampil semusim. Namun, waktu sesingkat itu adalah juga saat menaruh investasi berharga yang hasilnya niscaya bisa dipetik selama bermusim-musim. Perputaran uang yang menggila dengan magnet sponsor dan perhatian publik yang luar biasa, bukan mustahil menjadi momentum yang pas untuk memperkenalkan Indonesia secara lebih luas.

Bila kita masih ragu dengan hal ini, dan lamban bergerak membantu, tak ada salahnya, dan memang sah-sah saja, bila Rio dan timnya ‘dijamah’ dan ‘direbut’ para tetangga untuk mempromosikan diri. Dan kita tinggal menunggu waktu, melihat mereka memetik hasil dari aset berharga yang kita punya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun