Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola

Gianni Infantino, FIFA dan Kita

27 Februari 2016   12:59 Diperbarui: 27 Februari 2016   19:11 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Gianni Infantino (sumber gambar Dailymail.co.uk)"][/caption]

Tentu ada kekagetan ketika Gianni Infantino memenangkan pemilihan presiden FIFA dalam Kongres Luar Biasa organisasi tersebut di Zurich, Swiss, Jumat (26/02). Salah satu alasan, presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Shekh Salman lebih dijagokan mengingat tingkat popularitasnya cukup tinggi dan digadang-gadang mendapat dukungan dari Asia dan Afrika.

Sebaliknya ada yang merasa ‘biasa saja’ saat pria kelahiran Swiss berusia 45 tahun itu memenangkan pemungutan suara, mengungguli Shekh Salman. Ada yang sudah menduga bahwa mantan sekretaris jenderal UEFA itu lebih berpeluang memanfaatkan momentum mundurnya Michel Platini setelah disanksi delapan tahun dan belakangan dikurangi menjadi dua tahun. Meski namanya paling akhir masuk dalam bursa pencalonan, ketimbang Pangeran Ali dari Jordania, berikut mantan sekjen FIFA Jerome Valcke serta politisi Afrika Selatan Tokyo Sexwale yang mundur di detik-detik akhir pemilihan, Infantino oleh banyak pengamat dan media asing disebut-sebut lebih mendapat tempat di hati para pemilih. Terbukti sempat dipepet Shekh Salman di putaran pertama dengan hanya selisih tiga suara (88 dan 85 suara), Infantino pun tak terbendung di pemungutan putaran berikutnya, Pria berkewarganegaraan Swiss dan Italia itu mendapat suara mayoritas, sebanyak 115 suara, jauh mengungguli Shekh Salman yang hanya mendapat 88 suara.

Era baru

Salah satu yang merasa kaget dengan hasil pemilihan ini tentu saja Diego Armando Maradona. Sang pemilik gol ‘tangan Tuhan’ itu menilai Shekh Salman dan Pangeran Ali lebih berpeluang dan layak menjadi orang nomor satu di badan sepak bola dunia itu.

Salah satu alasan yang dikemukakan mantan bintang timnas Argentina dan klub Italia,Napoli itu menilai Infantino merupakan ‘orang dalam’, ‘kaki tangan’ Platini. Maradona mencurigai Infantino bakal mewarisi ‘dosa’ rezim Blatter dan Platini yang menempatkan FIFA lebih sebagai ladang bisnis dan tempat mencari popularitas diri.

"Pangeran Ali dan Sheikh Salman lebih berpeluang. Infantino berperilaku seperti seorang pengkhianat. Dia punya kedekatan dengan Michel Platini. Saya ingin melihat Presiden FIFA yang peduli terhadap sepakbola dan Piala Dunia, bukan yang ingin jadi miliarder," kata Maradona dikutip dari INDOSPORT.com.

Tentu kita bisa saja sepakat atau bersebelahan dengan pendapat Maradona. Namun yang pasti pendapat Maradona itu didorong oleh keinginannya agar presiden FIFA menempatkan diri pada posisi semestinya dan benar-benar berpihak pada sepak bola, bukan yang lain. Rezim Blatter yang duduk manis di atas menara gading kekuasaan selama 18 tahun sudah lebih dari cukup menggambarkan seperti apa riwayat FIFA di masa silam.

Lantas, apakah Infantino tak bisa membawa semangat perubahan? Bila Maradona menjagokan Pangeran Ali dan Shekh Salman, pertanyaan pun tetap sama: apakah mereka mampu melakukan hal tersebut?

“Banyak orang yang hidup dengan sepak bola dan bernapas dengan sepak bola setiap hari. Kita akan memulihkan ‘image’ FIFA dan rasa hormat kepada FIFA. Setiap orang di dunia akan memuji kita untuk apa yang kita lakukan terhadap FIFA…saya ingin menjadi presiden dari 209 dari antara Anda,”janji Infantino yang akan menahkodai FIFA hingga 2019 dikutip dari Sport Mole.

Tampak jelas, Infantino memiliki itikad dan niat baik untuk melakukan pembenahan terhadap FIFA. Pria poligliot yang dikabarkan menguasai lima bahasa itu memiliki kerinduan yang sama dengan banyak orang yang ingin agar citra dan nama baik FIFA kembali pulih dan sepak bola kembali ke posisi sentral. Mengutip kata-katanya, "mengembalikan sepak bola kepada FIFA dan FIFA kepada sepak bola."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun