Klub-klub Tiongkok lainnya pun tak mau kalah. Shanghai Shenhua mendatangkan mantan bintang Chelsea Demba Ba dari klub Turki, Besiktas. Berikut eks bintang Liverpool, Mohamed Sissoko dan pencetak gol terbanyak timnas Australia Tim Cahill.
Klub Tiongkok lainnya Shandong Luneng memboyong striker timnas Brasil Diego Tardelli. Sementara Gervinho lebih memilih hengkang dari AS Roma untuk bergabung dengan Hebei China Fortune
Terkini, gelandang Brasil Ramires pun ikut bergabung. Ia meninggalkan Chelsea dan Liga Super Inggris dengan segala kegemerlapannya untuk mengikat kontrak dengan Jiangsu Suning selama empat tahun.
Dalam konstelasi bisnis sepakbola Tiongkok, hengkangnya Ramires bukan berita wah. Pemain yang ditaksir seharga 28 juta euro atau Rp442 miliar akan menikmati kemehawan yang siap ditawarkan sepakbola Tiongkok.
Terbalik
[caption caption="Sumber Gambar: JPNN.com"]
Yang terjadi di Liga Super China berbanding terbalik dengan kondisi sepakbola dalam negeri. Keduanya sangat bertolak belakang, berbanding terbalik 360 derajat. Tiongkok berkembang maju, Indonesia jatuh tersungkur.
Pemberitaan tentang Ramires dan Liga Kaya Baru itu lebih sebagai parodi dan olok-olokkan bagi sepakbola kita. Lebih menyayat hati melihat nasib miris para pelaku sepakbola dalam negeri.
Salah satu klub terbaik dan kebanggan Indonesia, Persipura Jayapura terancam nasibnya.  Bakal secara tragis menyusul rekan-rekan lainnya yang telah dibubarkan dan pasrah para pemainnya kocar-kacir mencari penghidupan.
Di tengah iklim kompetisi yang runyam dan kondisi organisasional yang carut marut, tim berjuluk Mutiara Hitam itu terancam bubar. Saat ini manajemen sedang mengais sokongan finansial dari tiga sponsor utama yakni Freeport, Bank Papua dan Semen Bosowa.
"Kami sudah menggelar rapat manajemen seminggu lalu. Keputusannya tim terpaksa dibubarkan kalau belum ada kepastian dari pihak sponsor, karena kontrak pemain sudah habis usai Piala Jenderal Sudirman," aku sekretaris Persipura, Rocky Babena dikutip dari INDOSPORT.com.