Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Indonesia Berduka, Djoko Susilo Tutup Usia

26 Januari 2016   15:06 Diperbarui: 26 Januari 2016   17:23 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabar duka menyelimuti sepakbola nasional. Salah satu anggota Tim Transisi Tata Kelola Sepakbola Indonesia, Djoko Susilo tutup usia. Pria kelahiran Boyolali 54 tahun silam meninggal akibat serangan jantung. Demikian informasi yang disampaikan Wakil Ketua Umum PAN Taufik Kurniawan.  

"PAN kehilangan salah satu deklarator partai, PAN sangat berbelasungkawa atas wafatnya saudara kita Pak Djoko Susilo, beliau mantan anggota DPR dan Dubes di Swiss, dia juga wartawan senior di media nasional," ungkap Taufik seperti dikutip dari Detik.com, Selasa (26/01/2016).

Hal ini dibenarkan pula oleh Deputi V Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S Dewa Broto.

"Innalillahi wa Wa Innailahi Rojiun telah meninggal dunia teman kita Bapak Djoko Susilo..HI'79 mantan Dubes Swiss...mohon doa semoga khusnul khotimah,"ungkap Gatot seperti dilansir Bola.net.

Kritis

Semasa hidupnya almarhum dikenal sebagai sosok yang vokal dan kritis. Setidaknya demikian kesan dari para sahabat dan kolega terutama yang pernah merasakan secara langsung.

Di kalangan PAN, sang founding fathers partai ini, merupakan sosok yang banyak berjasa dan popular.  Wakil Sekretaris Jenderal PAN Soni Sumarsono mengaku almarmuh yang pernah menjadi anggota DPR selama dua periode tak segan-segan bersikap kritis sehingga namanya dikenal luas.

"Djoko Susilo saat menjadi DPR adalah salah satu DPR yang sangat kritis dan dekat dengan kalangan media sehingga tidak mengherankan kalau namanya sangat populer. Djoko selama DPR banyak dihabiskan di Komisi I DPR," ungkapr Soni dikutp dari Sindonews.com.

Demikianpun ditunjukkan saat menjadi Duta Besar RI untuk Swiss sejak 2010 hingga 2014. Ia kerap melancarkan kritik kepada para wakil rakyat yang gemar menghambur-hamburkan uang dengan topik studi banding. Tak hanya mengkritisi pemborosan uang dan waktu ia juga menyebut studi banding anggota DPR hanya membuat repot KBRI.

Sikap kritis itu tak hanya ditunjukkan terkait bidang tugasnya. Sosok yang merupakan pecinta sepakbola ini getol menyoroti buruknya tata kelola FIFA. 

Pada 2012 lalu, almarhum menjadi fasilitator dan penyambung lidah Indonesia kepada FIFA untuk melaporkan dan memberitahu perkembangan situasi sepakbola nasional. Komunikasinya dengan badan sepakbola dunia itu makin intens saat Indonesia terancam sanksi FIFa akibat dualism PSSI dan KPSI.

Tak heran bila senior Muhammadiyah ini diminta terlibat mengurus tata kelola sepakbola nasional. Pria kelahiran 6 Juni pun ditunjuk sebagai salah satu anggota Tim Sembilan bentukan Kemenpora. Selama empat bulan bertugas, mereka menghasilkan sembilan butir rekomendasi yang kemudian diberikan kepada Menpora untuk diteruskan kepada Komisi X, Presiden dan wakil Presiden serta menteri terkait dan juga FIFA. 

Tak sampai di situ, setelah Tim Sembilan dibubarkan, ia kembali dipercayakan menjadi salah satu anggota Tim Transisi Tata Kelola Sepakbola Indonesia. Peran mereka tak bisa dibilang ringan karena harus memainkan tugas dan kewenangan PSSI setelah dibekukan Kemenpora. Plus berkomunikasi dan ber koordinasi dengan FIFA, AFC, dan pihak-pihak terkait untuk menjalankan blue print tata kelola sepakbola nasional.

Terakhir almarhum masuk dalam Tim Kecil yang menjadi perwakilan pemerintah Indonesia untuk berdialog dengan FIFA terkait roadmap pembenahan sepakbola Indonesia.

Sayang almarhum lebih dulu berpulang sebelum menuntaskan tugas dan kepercayaan yang diberikan. Ia lebih dulu berpisah di tengah jalan berliku sepakbola nasional.

Dengan segala kelebihan dan kekuarangannya, cacat-cela dan dedikasi yang telah ditunjukkan, semoga jiwa alharmuh beristirahat dalam damai, berkanjang dalam khusnul khotimah.

Selamat jalan Pak Djoko…Requescat in pacem…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun