Minus Malum
Sebelumnya Platini menjadi salah satu kandidat terkuat untuk menggantikan Blatter. Platini hakulyakin bahwa dirinya mendapat dukungan luas.
"Saya memiliki... sekitar ratusan surat dukungan dari federasi-federasi dan sekitar 50 janji, dalam dua hari," kata Platini kala itu.
Namun berbagai dukungan tersebut akhirnya menguap. Kini tersisa lima kandidat yang siap bertempur untuk menjadi orang nomor satu. Â Oleh banyak pihak kelima kandidat itu sejatinya tak ada yang bisa diandalkan untuk memperbaiki FIFA, namun dalam situasi seperti ini tak ada pilihan lain selain memilih satu dari antaranya. Berlaku prinsip minus malum: memilih yang terbaik dari yang terburuk.
Kelima calon presiden yang tersisa memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dua calon dari Asia yakni Pangeran Ali bin Al Hussein dari Jordania dan presiden Konfederasi Sepak Bola Asia Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa dari Bahrain, serta mantan ofisial FIFA Jerome Champagne dari Prancis dan sekretaris jenderal UEFA Gianni Infantino merupakan orang lama di tubuh sepakbola dunia, badan yang telah lama disandera aneka skandal.
Demikian pun calon lainnya dari Afrika Selatan yakni sang pengusaha, politisi dan mantan tahanan politik Tokyo Sexwale yang belum banyak pengalaman mengurus sepakbola dalam skala global.
Jika menilik lebih jauh, Infantino merupakan tangan kanan Platini. Pria asal Swiss itu maju mencalonkan diri tak lama setelah Platini mendapat skors pada awal pada Oktober.
Lantas, dengan prinsip minus malum siapa tepat pimpin FIFA?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H