[caption caption="Praveen Jordan/Debby Susanto dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (badmintonindonesia.org)"][/caption]
Ganda campuran tetap menjadi andalan untuk menjaga nama Indonesia di kancah perbulutangkisan dunia. Setelah mengakhiri tahun 2015 dengan performa yang kurang meyakinkan, sektor ini dianggap masih memiliki harapan di tahun baru. Meski performa ganda campuran andalan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Owi/Butet) sedang menurun, harapan baru kini melekat pada Praveen Jordan/Debby Susanto.
Praveen/Debby telah membuktikan diri sebagai pasangan masa depan Merah Putih. Bahkan kini keduanya sudah mulai bersanding di jajaran pasangan elit dunia. Praveen/Debby bukan lagi pelapis Owi/Butet, namun pesaing sekaligus penyelamat wajah Indonesia.
“Kualitas Praveen/Debby kini jauh lebih baik, mereka kini bisa mengalahkan pasangan-pasangan unggulan. Misalnya walaupun Tontowi/Liliyana sudah kalah, Praveen/Debby tetap percaya diri melaju sendiri,” ungkap Richard Mainaky, pelatih ganda campuran seperti dukutip dari badmintonindonesia.org.
Namun demikian seiring waktu Praveen/Debby tetap membutuhkan jam terbang dan pengalaman. Berbeda dengan Debby yang tampil lebih konsisten, Praveen sebagaimana hasil evaluasi Richard masih harus banyak belajar terutama untuk mengendalikan mood.
Owi/Butet Tetap Nomor 1
Memang diakui performa Owi/Butet di tahun 2015 menunjukkan penurunan signifikan. Berbagai faktor mengemuka mulai dari masalah fokus hingga kejenuhan. Namun demikian di tahun ini, 2016, keduanya masih diberi tanggung jawab besar sebagai andalan Indonesia.
Tak tanggung-tanggung di pundak Owi/Butet diletakkan target emas Olimpiede Rio de Janeiro dan juara All England. Tinggal dalam hitungan bulan, ajang akbar tersebut akan dihelat, dan pihak PBSI sendiri telah menyiapkan cara untuk mempersiapkan keduanya.
“Tontowi/Liliyana tak ada masalah di teknik dan fisik. Namun saya mau Tontowi lebih fokus, jadi saya punya treatment khusus untuk Tontowi. Dia sudah berkomitmen kepada saya untuk stay di pelatnas setiap hari dan hanya pulang ke rumah saat weekend saja,” tandas Richard.
Jika Owi berkomitmen demikian, lain halnya Butet. Sebagai pemain senior yang telah belasan tahun berkiprah di lapangan bulutangkis, Richard telah menyiapkan formula khusus untuk mengatasi kejenuhan Butet.
“Kalau Liliyana, mau dikasih latihan seperti apapun pasti ‘dimakan’ sama dia. Tanpa disadari kadang itu bikin dia jenuh. Jadi kita harus tahu kapan saatnya dia harus rileks,” kata Richard.
Mudah-mudahan dengan berbagai cara yang ditempuh Owi/Butet bias kembali ke performa terbaik. Sementara itu Praveen/Debby semakin matang terasah untuk bersaing di jajaran elit dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H