Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Owi/Butet Keok, Praveen/Debby Jadi Tumpuan di China Open SSP 2015

11 November 2015   16:22 Diperbarui: 11 November 2015   16:29 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (gambar:badmintonindonesia.org)"][/caption]Pil pahit sudah langsung ditelan ganda campuran terbaik Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di babak pertama China Open Super Series Premier 2015. Pasangan yang karib disapa Owi/Butet ini keok di babak pertama di tangan wakil Jerman Michael Fuchs/Birgit Michels dua set langsung, 19-21 dan 20-22. 

Owi/Butet mengawali game pertama dengan meyakinkan. Keduanya mampu memetik lima poin pertama. Namun demikian kesalahan sendiri yang kerap dilakukan membuat pasangan Jerman itu berhasil mengejar ketertinggalan dan memaksa kedudukan sama kuat 5-5.

Owi/Butet mampu menemukan kembali ritme permainan dan melaju hingga 19-14. Entah mengapa Fuchs/Michels berhasil bangkit, mengejar ketertinggalan dan balik memimpin hingga menutup set pertam dengan skor 21-19.

Seperti game pertama hal serupa terjadi di awal game kedua. Owi/Butet sempat memimpin 15-11. Kedudukan sempat imbang 15-15 dan ini menjadi titik mundur Owi/Butet setelah wakil Jerman itu berhasil melaju hingga mengunci game poin dalam kedudukan 18-20. Skor sempat imbang 20-20 namun tekanan yang begitu berat membuat Owi/Butet gagal menguasai diri dengan baik dan menyerah di dua poin terakhir.

Hasil negative Owi/Butet ini tentu diluar dugaan mengingat keduanya ditempatkan sebagai unggulan kedua dan berdasarkan head to head Owi/Butet lebih diunggulkan.

“Hasil ini di luar dugaan. Dari segi penampilan mereka sebenarnya sudah oke, mereka bisa main dengan cukup bagus. Kita lihat dari poin ke poin, mereka selalu unggul, dari game pertama juga seperti itu. Tapi saya belum tahu apa yang terjadi di lapangan, ketika sudah unggul mereka kendor lagi. Kita harus akui pasangan Jerman hari ini lebih enjoy mainnya. Sementara Owi/Butet di poin-poin kritis malah banyak ragu-ragu,” ungkap pelatih ganda campuran Richard Mainaky seperti dilansir badmintonindonesia.org. 

Pertemuan terakhir kedua pasangan terjadi pada BCA Indonesia Open Super Series Premier 2015. Saat itu, Owi/Butet menang rubber game, 21-16, 18-21 dan 21-19.

Kekalahan Owi/Butet membuat sektor ganda campuran hanya menyisahkan satu wakil di babak selanjutnya. Nasib Owi/Butet setali tiga uang dengan Riky Widianto/Richi Puspita Dili dan Markis Kido/Pia Zebadiah Bernadet.

Indonesia kini menaruh harapan pada ganda campuran semata wayang Praveen Jordan/Debby Susanto. Praveen/Debby ke babak kedua setelah melewati perjuangan berat mengatasi wakil Jepang Kenichi Hayakawa/Misaki Matsutomo dengan skor  24-22, 20-22 dan 21-13.

[caption caption="Praveen Jordan/Debby Susanto (gambar:badmintonindonesia.org)"]

[/caption]

Di babak kedua Praveen/Debby kembali menemui lawan berat. Wakil Korea Ko Sung Hyun/Kim Ha Na telah menanti. Ko/Kim siap menghadang setelah menghentikan langkah wakil Merah Putih lainnya Markis Kido/Pia Zebadiah Bernadet, 21-10 dan 21-12.

Praveen/Debby dan Ko/Kim sudah lima kali bertemu. Laga ini menjadi kesempatan emas bagi Praveen/Debby untuk balas dendam setelah dalam pertemuan pertemuan terakhir di final French Open Super Series 2015 lalu, Praveen/Debby kalah rubber game, 10-21, 21-15 dan 19-21.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun