Dua wakil Indonesia yang tersisa masih bertahan di Denmark Open Super Series Premier 2015. Tunggal putra Tommy Sugiarto berhasil menyusul ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir ke babak semifinal turnamen bintang lima itu.
Ganda campuran terbaik Indonesia, Owi/Butet, ke babak empat besar setelah menundukkan wakil Tiongkok, Lu Kai/Huang Yaqiong. Berjuang selama kurang lebih 65 menit, Owi/Butet akhirnya menutup laga dengan skor 21-15, 18-21 dan 21-15.
Owi/Butet sebenarnya berpeluang untuk tidak main rubber game. Di set pertama ganda campuran nomor dua dunia ini tanpa kesulitan menggasak Lu/Huang. Namun masalah muncul di pertengahan babak kedua ketika Owi/Butet mulai goyang dan sulit menjaga konsistensi.
Sempat unggul 5-0 dan 8-5 wakil Tirai Bambu itu mampu mengejar dan balik memimpin 16-13 sebelum menutup set kedua degan 21-18.
Owi/Butet kembali menunjukkan kelasnya di set penentu. Memimpin sejak awal ganda campuran terbaik tanah air ini berhasil menutup laga dengan skor 21-15.
“Di game kedua kami mainnya sudah benar dari awal. Tapi di poin pertengahan kami agak kendor, nggak bisa jaga poin. Kami leading berapa poin, kami nggak bisa jagain. Jadi pas kesalip kami jadi goyang. Padahal kami sudah menemukan permainannya,” ungkap Liliyana seperti dilansir badmintonindonesia.org.
Owi/Butet kembali menghadapi wakil Tiongkok di babak empat besar. Kali ini giliran Liu Cheng/Bao Yixin yang akan menjadi lawan mereka. Kedua pasangan sudah enam kali berhadapan. Sementara ini Tontowi/Liliyana masih memimpin 4-2 dalam rekor pertemuan keduanya.
Kejutan Tommy
Tommy Sugiarto kembali membuat kejutan. Tak tanggung-tanggung unggulan kedua sekaligus wakil tuan rumah Jan O Jorgensen dibuat tak berkutik. Putra mantan pebulutangkis Indonesia Icuk Sugiarto ini butuh waktu 42 menit untuk meraih tiket semifinal usai meraih kemenangan dengan skor 21-19 dan 21-19.
Tommy begitu jitu memainkan strateginya untuk meredam permainan agresif Jorgensen. Memperlambat tempo permain begitu manjur membuat Jorgensen tak bias berkembang.
“Dia merupakan pemain yang agresif. Jadi saya harus membuat dia tidak punya kesempatan untuk menyerang duluan. Saya lebih sabar sampai mendapat saat yang tepat, sementara dia lebih agresif. Tapi saya berusaha menetralkan diri agar tidak terbawa permainan dia. Tadi saya juga sempat tersusul dari lawan, tapi saya berusaha tetap tenang dan tidak terpengaruh,” ungkapTommy.