Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

100 Gol Lewandowski dan Doa Tak Sampai

29 September 2015   08:03 Diperbarui: 29 September 2015   12:55 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sumber gambar: www.dailymail.com"][/caption]

Ronaldo boleh saja diacungi jempol setelah ukir sejarah cetak lima gol dalam satu laga. Lionel Messi apalagi, pemain yang hampir merebuat semua gelar individu dan piala bergengsi kecuali Piala Dunia. Namun dunia sepertinya tak bisa memalingkan wajah dari pria Polandia 27 tahun ini. Ya, Robert Lewandowski.

Striker Bayern Muenchen ini bak tenggelam di balik kegemerlapan para bintang dunia. Hiruk pikuk bursa pemain terbaik dunia hampir selalu mengenyampingkannya. Dibanding Messi, Ronaldo atau Neymar, Lewandowski hampir selalu tersisih dari pembicaraan. Namun pesona Lewandowski akhir-akhir ini membuat dunia tak bisa lagi meremehkannya. Bahkan kemilaunya semestinya sudah terlihat sejak sebelumnya.

Ada yang skeptis kepindahannya dari Borussia Dortmund ke Allianz Arena pada 2014, bakal mengikis bahkan mematikan pesonanya. Banyaknya pemain bintang di FC Hollywood bisa menjadi bumerang bagi karirnya yang sebelumnya sudah terbukti selama empat tahun bersama Die Borussien. Namun Lewandowski telah menjawab keraguan tersebut dan membayar lunas kepercayaan pelatih Pep Guardiola dengan sesuatu yang mencengangkan.

Musim 2015 belum lama dimulai, Lewandowski sudah mengukir catatan manis. Dalam rentang tak kurang dari satu minggu Ia sudah mencetak tujuh gol. Lima gol yang dicetak ke gawang Wolfsburg diukir dalam waktu 10 menit. Dua gol lainnya bersarang ke gawang Mainz, sekaligus melengkapi torehan 100 gol di Bundesliga.

Darah olahraga

Lewandowski lahir, dibesarkan dan hidup dalam keluarga pencinta olahraga. Tepatnya, olahraga mengalir dalam darah keluarganya. Ayahnya, Krysztif merupakan mantan juara judo Polandia dan pernah berseragam klub divisi dua, Hutnik Warzawa.

Bila Lewandowski dan sang ayah jatuh cinta pada sepak bola, sang ibu Iwona merupakan mantan atlet bola voli yang bermain untuk AZS Warsawa. Iwona kemudian menjadi wakil presiden klub Partyzant Leszno.

Tak hanya itu, bakat voli dari sang ibu diturunkan kepada saudarinya  Malena. Sejak muda Malena sudah menunjukkan prestasi di antaranya pernah mewakili timnas Polandia U-21.

Rupanya Lewandowski sudah ditakdirkan bersekutu dengan olahraga. Wanita yang kini menjadi istrinya merupakan seorang karateka. Anna Stachurska yang dinikahi pada 22 Juni 2013 merupakan pemilik perunggu Piala Dunia Karate 2009.  

Bakat Lewandowski sebagai pencetak gol sebenarnya sudah terlihat sejak remaja. Bersama Delta Warsawa, tempat di mana ia memulai karir sepakbola, Lewandowski sudah menunjukkan kemampuan sebagai tukang gedor.

Sebagaimana peman muda yang tengah bertumbuh, Lewandowski sempat berpindah-pindah klub. Setelah meninggalkan Delta Warsawa, ia hijrah ke Legia Warsawa II, selanjutnya ke Znicz Pruszkow dan Lech Pozna sebelum dilirik Borussia Dortmund pada 2010.

Sejak berusia 20 tahun, seorang Katolik yang saleh ini, sudah mendapat tempat di timnas Polandia. Bermula dari timnas U-21 selanjutnya naik kelas ke timnas senior. Total Lewandowski telah mencetak 29 gol dalam 70 laga bersama timnas Putih Merah itu.

Doa tak sampai

Tak dapat dipungkiri Lewandowski mendapat darah sepakbola dari sang ayah. Sang ayah pulalah yang memberinya semangat untuk mengenali dunia olah kulit bundar itu. Namun sayang sejak berusia 16 tahun ia harus kehilangan sosok inspiratif itu.

Kematian sang ayah amat mengguncangkan jiwa dan semangatnya. Bahkan muncul kabar miring bahwa karirnya yang sedang tubuh di lapangan hijau bakal rontok tak lama berselang.

“Ketika ayahku meninggal dunia, itu adalah masa-masa terberat dalam hidupku,” kenangnya kepada Sport Bild.

Namun ia sadar bahwa ia tak bisa tidak memikul tanggung jawab menggantikan sang sang ayah. Kepergian sang ayah akhirnya membangkitkan semangatnya untuk berjuang dan terus berjuang meski.

“Aku harus menjadi tulang punggung dan harus menjadi dewasa. Memori tentang ayah yang membuatku bangkit, aku melakukan ini untuk beliau. Beliau adalah motivasi yang bisa membuatku menjadi seperti saat ini,”lanjutnya.

Inspirasi dan tekad kuat menjadi pengganti sang ayah terlihat jelas dalam setiap gerak lakunya di lapangan hijau. Publik tentu masih ingat dengan selebrasi yang dilakukannya pada 25 April 2013. Setelah mencetak gol ke gawang Real Madrid di leg pertama Liga Champions, Lewandowski sejenak menatap ke angkasa.

Bisa jadi gerakan spontan ini sebagai bentuk kerinduan akan sang ayah yang telah berada entah di mana. Meski harapan dan doa agar sang ayah bisa melihat dengan mata kepala sendiri tak terwujud, namun dalam hati kecil Lewandowski percaya sang pemberi inspirasi itu senantiasa melihat sambil tersenyum akan benih yang ditanamkannya kini telah berbuah banyak. Ya, dalam diri Lewandowski, Lewa’goal’ski…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun