Hasrat menyaksikan laga seru pupus. Berubah sesal. Pertandingan Sriwijaya FC kontra Bonek FC di leg kedua babak perempatfinal Piala Presiden 2015 berakhir prematur. Keputusan wasit Jerry Eli memberikan hadiah penalti kepada Sriwijaya FC dengan dalih handball salah seorang pemain menuai protes keras dari kubu Bonek FC. Tak hanya beradu mulut dengan wasit dan official pertandingan pihak Bonek pun memilih meninggalkan lapangan pertandingan alias walk out (WO).
Tiga kali lima menit menanti, para pemain Bonek tak mau kembali. Wasit pun meniup pluit panjang pertanda Bonek resmi memilih mundur dan kemenangan pun menjadi milik Sriwijaya FC. Sriwijaya berhak atas tiket semifinal dengan keunggulan agregat 3-1.
Tak patut
Laga kedua tim sejatinya amat dinanti. Kualitas materi dan sepak terjang menawan keduanya sejauh ini mengundang perhatian. Seperti perempatfinalis lainnya, partai ini juga diprediksi berjalan a lot bahkan tak menutup kemungkinan berjalan dalam tensi tinggi.
Sejak menit awal kedua tim tampak berhati-hati. Sriwijaya FC tak mau gawangnya kembali bobol seperti di leg pertama. Sementara Bonek FC ingin menambah pundi-pundi gol untuk memuluskan jalan ke semifinal setelah unggul satu gol tanpa balas di kandang.
Namun kehati-hatian itu tak bertahan lama. Menit keempat Sriwijaya langsung melancarkan serangan balik memanfaatkan kecepatan Syakir Sulaiman. Evan Dimas tak punya pilihan selain menjatuhkannya.
Petaka bagi tuan rumah terjadi satu menit kemudian. Ilham Udin Armain melepaskan tembakan dari sisi kanan pertahanan Sriwijaya. Yogi yang berada di bawah mistar gawang Sriwijaya gagal menghalau bola kiriman eks bintang timnas U-19 itu. Bola sempat membentur tiang gawang dan meluncur ke gawang tuan rumah.
Sriwijaya semakin tertekan. Defisit gol pun bertambah. Namun laga hanya bertahan enam menit setelah kejadian yang tak diharapkan itu datang di menit ke-11. Berawal dari sepakan keras Rizky bola sempat membentur salah satu pemain belakang Bonek. Wasit Jerry Elly langsung menunjuk titik putih.
Keputusan tersebut menuai reaksi keras. Dalam tayangan ulang tampak bahwa bola tak mengenai tangan. Namun keputusan adalah keputusan. Wasit tentu tak mau ‘menjilat ludahnya sendiri”. Akibatnya laga pun berakhir premature.
Situasi ini tentu amat disayangkan. Banyak pihak yang menyesali keputusan Bonek meninggalkan lapangan. Ada yang berdalih andai saja menerima penalti, tokh kedudukan masih sama kuat dan peluang Bonek masih terbuka.
Namun di sisi lain, sikap Bonek tak bisa disalahkan. Kejelian dan kecakapan wasit yang mempimpin pertandingan amat dibutuhkan.