[caption caption="Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Foto: www.badmintonindonesia.org"][/caption]
Sektor ganda campuran Indonesia semakin bertaji. Selain ganda putra (melalui Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan) dan ganda putri (Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari) perlahan tapi pasti mulai menunjukkan diri patut disegani. Bersama Tiongkok, Indonesia menempatkan empat pasangan ganda campuran di daftar 15 terbaik dunia.
Pasangan andalan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir memang selalu apes dan belum mampu menyaingi, Zhang Nan/Zao Yunlei. Namun pasangan yang karib disapa Owi/Butet ini terus menempel jagoan Tiongkok itu di puncak tangga dunia.
Namun prestasi Owi/Butet tak bisa disepelehkan. Owi/Butet yang merupakan Juara Dunia 2013 menjadi pengoleksi gelar All England Super Series Premier terbanyak dalam sejarah bulu tangkis dunia. Owi/Butet mencetak hattrick di turnamen tersebut pada 2012, 2013 dan 2014. Rekor manis Owi/Butet di All England mengikuti jejak legenda bulu tangkis Korea Park Joo Bong.
Owi/Butet kini berada di rangking dua dunia, di belakang Zhang/Zao. Selain finalis Korea Open 2015 itu, Indonesia masih memiliki tiga pasangan lainnya yang siap merangsek menjadi pasangan elit.
Praveen Jordan/Debby Susanto berada di posisi sembilan atau unggul dua tingkat dari Riky Widianto/Richi Puspita Dili di posisi 11. Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja pun menyusul di urutan ke-12.
Prestasi ketiga pasangan juga tak kalah hebat. Praveen/Debby menyumbangkan i emas SEA Games Singapura 2015 dan medali perunggu Asian Games Incheon 2014. Riky/Richi meraih medali perunggu di SEA Games Singapura 2015. Sementara Edi/Gloria menyabet dua gelar masing-masing Macau Open Grand Prix Gold 2014 dan Austria International Challenge 2015.
Usia dini
Keberhasilan sektor ganda campuran tak bisa melupakan nama Richard Mainaky. Kakak kandun Rexy Mainaky ini menjadi sosok kunci di balik kesuksesan pasangan ganda campuran tersebut.
Seperti diutarakan kepada badmintonindonesia.org Richard mengaku keberhasilan itu tak lepas dari dukungan PBSI sebagai induk organisasi bulu tangkis Indonesia.
“Karena program PBSI jelas dan sangat mendukung program pelatih, termasuk dalam pengiriman atlet ke turnamen. Baru periode kepengurusan sekarang saya bisa meloloskan empat pasangan dalam 15 besar rangking dunia. Ini menandakan bahwa ada perubahan yang baik di kepengurusan ini, yang mana pembinaan untuk regenerasi penerus berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Selain itu ia juga menekankan peran penting pembinaan dari usia dini. Hasil itu terlihat sejak para pebulutangkis berkiprah di level junior.
Indonesia pernah menguasai gelar juara BWF World Junior Championships selama dua tahun berturut-turut melalui Alfian Eko Prasetya/Gloria Emanuelle Widjaja pada tahun 2011, disusul Edi Subaktiar/Melati Daeva Oktavianti di tahun 2012.
Pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Masita Mahmudin hampir menorehkan hattrick saat memasuki final BWF World Junior Championships 2013 di Bangkok, Thailand. Sayang, keduanya dikalahkan wakil Tiongkok.
Olimpiade 2016
Target selanjutnya yang dibidik adalah Olimpiade Rio de Janeiro Brasil tahun depan. Saat ini para pebulutangkis masih terus mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya untuk mengamankan tempat di Brasil.
Tentu kita berharap agar semakin banyak pasangan yang menembus 20 besar dunia sehingga bisa berkiprah di Amerika Selatan. Dengan demikian peluang untuk mendulang lebih banyak medali semakin terbuka lebar.
Daftar top 15 dunia (diambil dari www.bwfbadminton.org):
- Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok)
- Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia)
- Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok)
- Liu Cheng/Bao Yixin (Tiongkok)
- Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark)
- Chris Adcock/Gabrielle Adcock (Inggris)
- Ko Sung Hyun/Kim Ha Na (Korea)
- Lu Kai/Huang Yaqiong (Tiongkok)
- Praveen Jordan/Debby Susanto (Indonesia)
- Lee Chun Hel Reginald/Chau Hoi Wah (Hong Kong)
- Riky Widianto/Puspita Richi Dili (Indonesia)
- Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja (Indonesia)
- Mads Pieler Kolding/Kamilla Rytter Juhl (Denmark)
- Michael Fuchs/Birgit Michels (Jerman)
- Jacco Arends/Selena Piek (Belanda)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H