Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola

Pesepakbola Indonesia Minim Apresiasi, Beri Saja Kartu Hijau!

9 September 2015   17:37 Diperbarui: 9 September 2015   18:40 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak sampai dengan memberikan kartu hijau di lapangan. Selanjutnya pada akhir musim kartu-kartu hijau yang dikoleksi akan dihitung dan pemain yang paling banyak mengemas kartu hijau akan diberi penghargaan.

Bentuk penghargaan musiman yang bersifat kuantitatif seperti ini bukan hal baru dalam dunia sepak bola. Kita tahu ada gelar pencetak gol terbanyak yang mengacu pada pemain yang paling banyak memasukan bola ke gawang lawan dalam satu musim. Setidaknya pemberian kartu hijau ini menambah daftar apreasisi kuantitatif kepada seorang pemain meski lagi-lagi masih bersifat problematis.

Konteks Indonesia

Tentu butuh waktu kartu hijau itu diterima secara luas termasuk digunakan di kompetisi tanah air. Alih-alih memikirkan kartu hijau, situasi persepakbolaan saja masih carut marut. Kompetisi resmi vakum, dengan dalih masih dibenahi. Butuh proses, bersakit-sakit dahulu, nikmati dulu pil pahit. Demikian kata para bijak.

Namun sebelum FIFA menjatuhkan sanksi dan kompetisi domestik membeku, situasi persepakbolaan dalam negeri juga sama buruknya. Dengan tanpa mengabaikan keterpurukan lainnya, apresiasi yang diterima seorang pemain berupa gaji, jaminan masa depan dan sebagainya sama mirisnya. Maka dalam arti tertentu, saya berpikir perilaku tak terpuji yang kerap mewarnai sepakbola tanah air seperti pemukulan wasit, anarkisme pemain dan sebagainya bisa menjadi gunung es dari minimnya apresiasi yang diterima.

Jadi tidak salah, jika kompetisi dalam negeri belum bisa memberikan apresiasi yang memadai kepada para pemain, mengapa tidak menggunakan kartu hijau agar para pemain merasakan bahwa mereka diapresiasi meski cuma oleh selembar kartu hijau!

Bravo sepak bola dalam negeri!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun