Sepak bola kerap diidentikan dengan larangan dan hukuman. Kehadiran kartu merah dan kartu kuning dalam sebuah pertandingan menjadi tanda bahwa siapa yang melanggar akan diganjar meski terkadang kartu yang dilayangkan kerap menuai kontroversi.
Namun apakah kita pernah membayangkan, bahwa pada titik tertentu sepak bola dan sejumlah olahraga lainnya bersikap kurang adil kepada para pemain? Seperti pemberian kartu, tak ada apresiasi langsung kepada seorang pemain yang bertindak terpuji. Paling-paling penghargaan yang diperoleh berupa sanjungan seusai laga, tepukan tangan suporter, atau ganjaran penghargaan di akhir musim.
Wasit yang mempimpin laga benar-benar bertindak sebagai hakim dan kadang sebagai hakim yang kejam oleh sebagian pihak. Tugas sang pengadil lapangan semata-mata memastikan laga berjalan tertib, setiap pemain mematuhi aturan dan sigap mengeluarkan kartu dari saku saat pelanggaran terjadi. Tak pernah ada apresiasi simbolik sebanding kartu kuning atau kartu merah yang dikeluarkan. Wasit bahkan tampil sebagai sosok angker yang jarang tersenyum dan pribadi tak tersentuh jika Anda tak ingin tertimpa petaka.
Kartu hijau
Langkah sepak bola Italia memperkenalkan kartu hijau dalam arti tertentu menjadi langkah maju dalam dunia yang dekat dengan semangat sportivitas. Kartu yang bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada pemain yang bertindak sportif amat pas untuk mengimbangi kartu kuning dan kartu merah sebagai simbol ganjaran dan hukuman. Bukankah para pemain juga patut mendapat sanjungan simbolik atas tindakan terpuji yang dilakukan?
"Ini semua mengenai menghargai para pemain yang menonjol di antara yang lainnya melalui tindakan-tindakan positif sepanjang permainan, dan dalam olahraga secara umum," ungkap presiden Serie B Andrea Abodi terkait penggunaan kartu tersebut.
Meski disadari bahwa penggunaan kartu baru ini-meski bukan varian pertama dalam dunia sepakbola karena Presiden UEFA, Michel Platini pernah mencetuskan ide kartu putih (mengeluarkan pemain secara temporer untuk meminimalisir kartu merah)- akan menuai pro kontra, namun uji coba yang dilakukan di kompetisi junior Italia cukup meyakinkan. Pihak Serie B pun mantap menggunakan kartu tersebut di kompetisi resmi musim ini.
Lantas kapan kartu hijau dilayangkan? Pastinya para pemain yang bertindak sportif, namun sportivitas kadang bersifat relatif. Persisnya? “Pemain yang menghentikan permainan untuk membuat para ofisial dapat merawat pemain lawan yang cedera atau mengakui melakukan pelanggaran ketika tidak seorang pun melihatnya…”pihak penggagas memberikan contoh.
Aksi pemain Aaron Hunt menjadi contoh nyata. Pada laga penting Liga Jerman di markas FC Nuremberg pada 2014, wasit menghadiahi penalti kepada Werder Bremen setelah Hunt terjatuh di kotak terlarang.
[caption caption="Aaron Hunt (Google.com)"]
Hunt yang kini berseragam Hamburger SV segera berdiri, memprotes bahwa dirinya tidak dilanggar. Penalti itu akhirnya dibatalkan. Pada akhir pertandingan, meski Bremen menang 2-0, para pemain Nuremberg mengerubungi Hunt untuk memberikan salam atas tindakan terpuji tersebut.