[caption caption="eluniverso.com"][/caption]
Usia bukan menjadi halangan untuk berprestasi. Setidaknya pernyataan ini tepat menggambarkan kiprah Gianluigi Buffon di bawah mistar gawang timnas Italia. Sudah berusia 37 tahun, sosok kelahiran Carrara ini masih menjadi pilihan utama timnas.
Laga menghadapi Bulgaria di babak kualifikasi grup H Euro 2016 dini hari tadi menjadi penampilan ke-150 berseragam Gli Azurri. Gol tunggal Danielle De Rossi dari titik penalti sudah cukup bagi tim Biru Langit untuk mengklaim tiga poin. Sekaligus menjadi kado manis bagi sang kapten, Gigi Buffon.
Sayang dalam laga itu kemenangan pemilik empat gelar Juara Dunia ini sedikit ternoda dengan kartu merah yang diterima sang pahlawan. De Rossi dan pemain Bulgaria Iliyan Mitsanki diusir wasit di awal babak kedua menyusul perseteruan keduanya.
Raihan poin sempurna ini membuat Italia berhak menduduki puncak grup dengan 18 poin hasil dari delapan laga. Meski demikian posisi skuad Antonio Conte belum aman untuk lolos ke Prancis tahun depan. Norwegia terus membuntuti dengan selisih dua poin dan Kroasia  yang mengemas 15 poin berpeluang naik dalam dua laga tersisa.
Bertukar posisi
Buffon mengawali karirnya bersama akademi Parma pada tahun 1991 ketika berusia 13 tahun. Awalnya Buffon berposisi sebagai midfielder. Kiprah sang idola kiper internasional Kamerun, Thomas N’Kono yang tampil meyakinkan di Piala Dunia 1990 di Italia menginspirasinya untuk berganti posisi berada di bawah mistar gawang. Perubahan posisi ini akhirnya mengubah sejarah hidupnya.
Setelah menamatkan akademi Parma empat tahun kemudian, Ia dipanggil memperkuat tim utama di pentas Serie A. Debut manis diukirnya saat debut. Ia mampu menjaga gawang timnya dari kebobolan saat menghadapi juara Serie A, AC Milan pada 19 November 1995. Dalam laga itu Buffon membuat peraih Ballon d’Or Roberto Baggio dan George Weah tak berkutik.
Karirnya terus menanjak. Juventus pun meminangnya pada 2001 dengan mahar sebesar 52 juta euro. Buffon langsung mendapat kepercayaan mengenakan jersey nomor 1, menggantikan Edwin van der Sar yang dilego ke klub Inggris, Fulham.
Kesetiaan Buffon bersama Nyonya Tua diuji ketika klub disanksi akibat skandal Calciopoli yang membuat mereka harus turun kasta ke Serie B. Buffon bergeming terhadap tawaran dari klub lain yang menjanjikan tampil di pentas Eropa dan memilih tetap bersama La Beneamata untuk berlaga di level bawah. Setelah memenangkan Serie B pada musim 2006/2007, mereka pun kembali dipromosikan ke Serie A.
Langganan timnas
Buffon telah berseragam timnas sejak level remaja mulai dari timnas U-15 hingga U-23. Bersama timnas U-16, mereka mencapai final Piala Eropa U-16 dan berkontribusi menggagalkan tiga penalti lawan di babak semifinal. Buffon merasakan gelar Piala Eropa U-21 dan menjadi anggota timnas Italia yang meraih medali emas ajang Meriterania Games tahun 1997.
Kiprahnya bersama timnas senior dimulai pada 29 Oktober 1997. Pelatih Cesare Maldini memberinya kesempatan untuk debut bersama timnas saat berusia 19 tahun menggantikan Gianluca Pagliuca saat leg pertama kualifikasi Piala Dunia 1998 menghadapi Rusia di Moscow. Ia melakukan sejumlah penyelamatan gemilang dalam laga yang bekesudahan sama kuat 1-1.
Ia pun turut merasakan atmosfer Piala Dunia 1998 meski sebagai kiper ketiga. Setelah Peruzzi cedera ia dipromosikan menjadi kiper kedua di belakang Pagliuca sementara Toldo menjadi kiper ketiga. Di pentas tersebut Ia tak sekalipun merumput hingga Italia tersisih di babak perempatfinal dari tuan rumah dan sang juara, Prancis.
Ia kemudian menjadi pilihan utama sepanjang kualifikasi Euro 2000. Namun beberapa hari sebelum laga pembukaan kontra Turki ia mengalami patah tangan dalam pertandingan pemanasan menghadapi Norwegia. Toldo pun mengambil tempatnya.
Buffon kembali menjadi pilihan pertama saat Italia ditangani mantan pelatihnya di Juventus Marcelo Lippi yang menggantikan Giovanni Trappatonni. Sejak itu ia hampir tak tergantikan dan berhasil merasakan sejumlah gelar bergengsi di antaranya Piala Dunia 2006, runner up Piala Eropa 2012, medali perunggu Piala Konfederasi pada 2013.
Petualang cinta
[caption caption="Gambar Buffon dan Elena Seredova (http://www.gazzetta.it/Calcio/Squadre/Juventus/20-09-2012/buffon-chalet-dopo-juve-le-montagne-alena--912662353399.shtml)"]
Seperti karirnya di lapangan hijau yang belum juga usai demikian pun dengan semangat asmaranya. Buffon menikahi model Republik Ceko Alena Seredova pada bulan Juni 2011. Keduanya pun dianugerahi dua anak, Louis Thomas dan David Lee. Sebelum bersama Alena ia pernah menjalin asmara dengan sprinter Italia Vincenza Cali.
Entah mengapa pada Mei 2014 Buffon dan Alena mengumumkan perceraiah setelah tiga tahun menikah. Sejumlah sebab pun mengemuka. Di antaranya kehadiran orang ketiga dalam diri wartawan olahraga dan pembawa acara televisi  Ilaria D ' Amico.
Bahkan kini hubungan keduanya semakin menggebu-gebu layaknya pasangan yang baru berpacaran. Keduanya tak segan memamerkan kemesraan entah saat berlibur atau berduaan. Para tetangga bahkan sampai mengeluhkan ‘keheboan’ saat Buffon menemui Ilaria di apartemennya. Rupanya semangat muda inilah menjalar hingga ke lapangan hijau, membuatnya masih tetap bertaji di bawah mistar gawang. Buffon membuat bola dan cinta itu sama nikmatnya, sayang untuk disudahi.
Bravo Gigi Buffon!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H