Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Gigi Buffon Buat Bola dan Cinta Sama-sama Nikmat

7 September 2015   11:55 Diperbarui: 7 September 2015   16:50 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="eluniverso.com"][/caption]

Usia bukan menjadi halangan untuk berprestasi. Setidaknya pernyataan ini tepat menggambarkan kiprah Gianluigi Buffon di bawah mistar gawang timnas Italia. Sudah berusia 37 tahun, sosok kelahiran Carrara ini masih menjadi pilihan utama timnas.

Laga menghadapi Bulgaria di babak kualifikasi grup H Euro 2016 dini hari tadi menjadi penampilan ke-150 berseragam Gli Azurri. Gol tunggal Danielle De Rossi dari titik penalti sudah cukup bagi tim Biru Langit untuk mengklaim tiga poin. Sekaligus menjadi kado manis bagi sang kapten, Gigi Buffon.

Sayang dalam laga itu kemenangan pemilik empat gelar Juara Dunia ini sedikit ternoda dengan kartu merah yang diterima sang pahlawan. De Rossi dan pemain Bulgaria Iliyan Mitsanki diusir wasit di awal babak kedua menyusul  perseteruan keduanya.

Raihan poin sempurna ini membuat Italia berhak menduduki puncak grup dengan 18 poin hasil dari delapan laga. Meski demikian posisi skuad Antonio Conte belum aman untuk lolos ke Prancis tahun depan. Norwegia terus membuntuti dengan selisih dua poin dan Kroasia  yang mengemas 15 poin berpeluang naik dalam dua laga tersisa.

Bertukar posisi

Buffon mengawali karirnya bersama akademi Parma pada tahun 1991 ketika berusia 13 tahun. Awalnya Buffon berposisi sebagai midfielder. Kiprah sang idola kiper internasional Kamerun, Thomas N’Kono yang tampil meyakinkan di Piala Dunia 1990 di Italia menginspirasinya untuk berganti posisi berada di bawah mistar gawang. Perubahan posisi ini akhirnya mengubah sejarah hidupnya.

Setelah menamatkan akademi Parma empat tahun kemudian, Ia dipanggil memperkuat tim utama di pentas Serie A. Debut manis diukirnya saat debut. Ia mampu menjaga gawang timnya dari kebobolan saat menghadapi juara Serie A, AC Milan pada 19 November 1995. Dalam laga itu Buffon membuat peraih Ballon d’Or Roberto Baggio dan George Weah tak berkutik.

Karirnya terus menanjak. Juventus pun meminangnya pada 2001 dengan mahar sebesar 52 juta euro. Buffon langsung mendapat kepercayaan mengenakan jersey nomor 1, menggantikan Edwin van der Sar yang dilego ke klub Inggris, Fulham.

Kesetiaan Buffon bersama Nyonya Tua diuji ketika klub disanksi akibat skandal Calciopoli yang membuat mereka harus turun kasta ke Serie B. Buffon bergeming terhadap tawaran dari klub lain yang menjanjikan tampil di pentas Eropa dan memilih tetap bersama La Beneamata untuk berlaga di level bawah. Setelah memenangkan Serie B pada musim 2006/2007, mereka pun kembali dipromosikan ke Serie A.

Langganan timnas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun