Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola

Falcao ‘Pecah Telur’, Mourinho Terjun Bebas

30 Agustus 2015   01:31 Diperbarui: 30 Agustus 2015   01:31 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kandang tak selamanya menang. Rupanya pernyataan sederhana ini tepat menggambarkan nasib Chelsea dan Liverpool saat menjamu lawan-lawannya di pekan keempat Liga Primer Inggris malam lalu.

The Blues yang mendapat dukungan penuh dari publik Stamford Bridge tak bisa berbuat banyak untuk menembus barisan pertahanan Crystal Palace. Setelah bermain tanpa gol di babak pertama, tim tamu berhasil mencuri gol lebih dulu melalui Bakary Sako. Radamel Falcao berhasil memberikan respon cepat untuk menyamakan kedudukan. Namun gol Joel Ward sembilan menit sebelum waktu normal berakhir membuat kedudukan berubah. Sisa waktu tak cukup bagi London Biru untuk menyamakan kedudukan. Peluang demi peluang gagal berbuah gol.

Nasib serupa dialami Liverpool. Kedatangan West Ham United di Anfield, tuan rumah tak berkutik. Manuel Lanzini dan Mark Noble membuat warna merah yang menyelimuti seisi Anfield berubah jadi kecewa dan amarah. Philippe Coutinho yang sebelumnya tampil cemerlang sebagai pahlawan dengan gol spektakuler bernasib apes. Gelandang asal Brasil ini bernasib sama seperti pencetak gol kedua West Ham dalam laga ini: dikartumerah.

Jika Chelsea dan Liverpool gagal mendulang poin, hal berbeda ditorehkan Manchester City. Menghadapi tim promosi Watford, The Citizen tak mudah mencetak gol. Raheem Sterling dan Fernandinho baru bisa mengoyak jala lawan setelah jeda.

Falcao ‘pecah telur’

Chelsea menguasai lebih dari separuh ball possesiion, sekitar 64%. Namun hasilnya baru dipetik setelah babak kedua. Adalah Radamel Falcao, pemain yang 'dipungut' Mourinho setelah gagal bersinar bersama Manchester United musim lalu.

Setelah memperdaya McCharthy, striker internasional Kolombia itu tak kuasa menahan kegembiraan. Euforia yang meledak-ledak seakan menjadi pelampiasan atas berbagai kritikan dan cibiran dilayangkan kepadanya selama ini.

Ya, gol di menit ke-79 berhasil memecah paceklik gol El Tigre setelah 15 pertandingan. Artinya sejak 31 Januari Falcao belum juga menjaringkan bola ke gawang lawan. Falcao akhirnya ‘pecah telur’. Namun ia patut memberikan apresiasi kepada Pedro. Eks pemain Barcelona ini memberikan crossing dari sayap kanan yang berhasil ditanduknya ke pojok kanan gawang.

Mourinho terjun bebas

Tanda-tanda penurunan prestasi The Blues musim ini sepertinya mulai terlihat. Baru empat laga, skuad Jose Mourinho sudah kemasukan sembilan gol. Catatan ini seakan menghantar Chelsea mundur jauh ke belakang, kembali ke musim 1971/1972.

Bahkan dua gol atau lebih telah tercipta di kandang ketika musim baru belum lama berjalan. Rekor terburuk sejak November 2011. Dengan tanpa mengabaikan sektor lainnya, barisan pertahanan London Biru menjadi pusat sorotan. Tampak jelas empat tembok pertahanan, Cesar Azpilicueta, Kurt Zouma, Branislav Ivanovic dan Gary Cahill tampak rapuh. Ada yang berspekulasi ketakhadiran John Terry menjadi alasan. Namun penampilan Terry dalam laga-laga sebelumnya pun tak banyak berpengaruh.

Selain barisan pertahanan, lini serang pun setali tiga uang. Dominasi permainan tak membuat Chelsea mudah menjebol gawang lawan. Alih-alih mencetak gol, menciptakan banyak peluang berarti pun nihil. Dari 26 total tembakan hanya sembilan yang akurat. Tentu kebuntuan lini depan yang mengandalkan striker tunggal Diego Costa yang ditopang oleh Pedro, Willian, dan Eden Hazard tak lepas dari permainan disiplin J.Ward, Dann, Delaney dan Souare di jantung pertahanan dan McCarthy di bawah mistar gawang The Eagles.

Selain faktor teknis, tampaknya alasan non teknis patut pula diangkat. Jose Mourinho hampir selalu kurang beruntung jika berhadapan dengan manajer yang memiliki nama keluarga diawali dengan huruf P. Alan (P)ardew merupakan manajer ketujuh yang membuat eks pelatih Real Madrid dan FC Porto itu tak berkutik di laga ke-100 nya di Stamford Bridge.

Sako Gemilang

Berbeda dengan Willian, Bakary Sako yang menempati posisi yang sama dalam skema permainan 4-5-1 tampil gemilang. Gol ke gawang Thibaut Courtois dalam laga ini merupakan gol kelima bagi pemain asal Prancis ini dalam sembilan laga terakhir (termasuk bagi Wolves dan Crystal Palace).

Tak hanya lihai dalam mencetak gol. Pemuda 27 tahun ini juga handal dalam memberikan layanan. Sejauh ini ia telah memberikan empat assist, termasuk bagi terciptanya gol kedua Palace dalam laga ini yang lahir dari kaki Joel Ward.

Tentu hasil ini membuat Chelsea harus berbenah. Lini belakang menjadi sasaran perhatian yang segera diatasi. Mungkin juga wacana kedatangan bek muda Everton, John Stones tak lagi sekadar rumor. Pun memboyong Paul Pogba sekalipun mengingat kinerja Cesc Fabregas yang semakin menurun dan terang-terangan menjadi sasaran 'boooooo..' pendukung sendiri.

Saat ini The Blues telah tertinggal delapan poin di belakang Manchester City. Jarak yang tak seberapa karena musim baru saja mulai. Namun pula menjadi spasi yang amat signifikan dalam sebuah kompetisi yang amat ketat dan mahaberat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun