Untuk mewujudkan program yang baik dan dijalankan secara konsisten tidak bisa mengandalkan kerja satu dua pihak saja. Setiap komponen baik pemerintah, induk olahraga dan masyarakat luas harus bergandeng tangan dan kerja bersama. Kurangnya kerja sama antar sektor selama ini menjadi keprihatian dunia olaraga di tanah air umumnya.
Ketiga, di tengah meredupnya prestasi dunia olahraga tanah air, setidaknya bulu tangkis mampu menjadi penghibur sekaligus pelecut bagi dunia olahrga umumnya. SEA Games yang baru saja berakhir di Singapura menjadi contoh jelas sejauh mana perkembangan olahraga kita. Indonesia yang telah merdeka 70 tahun dengan sumber daya yang luar biasa perlahan tapi pasti kian tertinggal dari negara-negara tetangga yang jauh lebih ‘muda’ usianya. Jangankan dengan Thailand, dibandingkan dengan Singapura saja kita tertinggal. Bahkan di cabang sepakbola, dari segi rangking FIFA, kita telah disalip Timor Leste.
Tentu, kita tak hanya mau membanggakan sejarah. Pun tak ingin mencari kambing hitam. Supremasi olahraga adalah harga mati yang harus dikejar dengan kerja, kerja dan kerja. Di depan mata masih banyak event olahraga yang menanti. Termasuk Asian Games 2018. Jangan sampai di ajang tersebut kita hanya menjadi penonton di tanah air sendiri.
Â
Salam olahraga, dirgahayu Indonesia ke-70!!!!
 N.B; sumber gambar www.badmintonindonesia.org
Â
