Perjuangan yang sulit di Jerman membuatnya tak bisa berpaling ketika raksasa Serie A, Juventus meminangnya pada tahun 2011. Seperti saat di Jerman ia selalu ditemani keluarga dan teman-temannya.
Vidal mengawali karirnya di timnas Chile sejak menjadi bagian dari timnas U-20. Laga kontra Venezuela beberapa tahun kemudian menjadi debut di timnas senior. Ia tampil reguler di babak kualifikasi Piala Dunia 2010 dan menjadi bagian dari skuad Chile di putaran final yang berakhir di babak 16 besar.
Kini Vidal siap untuk memberikan kebanggaan kepada tanah airnya. Bersama skuad Jorge Sampaoli Vidal siap mengisi lini tengah untuk menjegal Lionel Messi dan kolega demi mengakhiri penantian selama 99 tahun untuk mengangkat trofi prestisius. Tackling, agresivitas, positioning dan tendangan bertenaga menjadi modal berharga untuk meladeni permainan Tim Tango.
Namun perjuangan di partai puncak tak bakal mudah. Argentina bukan tim kacangan yang mudah ditaklukkan. Apalagi Albiceleste juga menyimpan hasrat yang sama untuk mengakhiri puasa gelar.
Terlepas dari hasil akhir di partai pamungkas setidaknya Vidal telah memberikan inspirasi bagi banyak orang. Vidal adalan saksi hidup kegigihan dan perjuangan tak kenal lelah.
Sebagai seorang bintang sekalipun tak menjamin pria 28 tahun ini bisa mengelak sifat turunan dari sang ayah. Kecelakaan Ferrari mengingatkan kita pada sang ayah sebagai pencandu alkohol.  Jika ayah dan keluarganya bergaul dengan alkohol sebagai bentuk pelarian dari kemiskinan, Vidal menikmatinya sebagai perayaan atas kemewahan, juga pada titik tertentu suka cita atas jerih payah.
Sumber gambar: Daily Mail
referensi tulisan: Daily Mail, English Wikipedia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H