Sedangkan di sisi lain, warga Korea Utara masih dapat mendengarkan siaran luar negeri secara diam-diam dengan menggunakan radio murah yang diselundupkan dari Tiongkok.
Pers Korea Utara Setelah Internet
Terdapat empat situs berita online terbesar di Korea Utara, yaitu Rodong Sinmun, The Pyongyang Times, Korean Central News Agency (KCNA), dan Naenara.
KCNA merupakan sumber utama setiap berita yang disiarkan melalui berbagai media. Sedangkan tiga situs lainnya ditargetkan untuk audiens mancanegara dengan menggunakan bahasa selain Bahasa Korea.
The Pyongyang Times, misalnya, memiliki delapan navigasi berita yang beragam, mulai dari Politik, Ekonomi, Budaya, Wanita, Olahraga, Reunifikasi, Korea Selatan, dan Mancanegara.
Meskipun begitu, berbeda dengan Korea Selatan, Korea Utara masih terbelakang dalam perkembangan internet dan teknologi informasi.
Jin Woong Kang menuturkan bahwa akibat peraturan yang ketat, Korea Utara terlambat menggunakan teknologi internet dan masih memakai media konvensional hingga tahun 1997.
Pada tahun 2000, Korea Utara meresmikan jaringan internetnya sendiri yang disebut Kwangmyong.
Pemerintah Korea Utara sadar akan pentingnya internet dan teknologi informasi, tetapi menolak untuk terbuka secara digital karena berarti sama dengan menerima paparan ideologi Barat.
Meskipun begitu, terkadang ada golongan muda Korea Utara yang mencari tahu dunia luar, seperti mendengar musik K-pop dari Korea Selatan dan menonton film-film Amerika Serikat.