Â
Optimalisasi Peran BNPT dalam Pencegahan Terorisme
Sejak berdiri tahun 2010 lalu, BNPT telah melakukan serangkaian tugas praktis dan strategis dalam menanggulangi aksi terorisme di Indonesia. Bahkan, di tahun 2017, BNPT pernah mengklaim aksi teror di Indonesia cenderung menurun berdasarkan dua indikator.[7]
Indikator pertama dari segi kualitatif. Berdasarkan aksi teror bom panci di Bandung tahun 2017, BNPT menilai daya ledaknya jauh lebih rendah. Indikator berikutnya dari segi kuantitatif, di mana sepanjang tahun 2016-2017 hanya ada 6 aksi teror. Empat di antaranya pun dilakukan pelaku lama.
Meski begitu, BNPT tak boleh cepat puas, mengingat aksi terorisme bisa terjadi secara tak terduga-duga. Karena itulah, butuh optimalisasi peran BNPT secara maksimal agar memutus mata rantai aksi terorisme secara tuntas, antara lain:
1. Â Â Â Â Menanamkan Mindset Anti Terorisme Sejak Dini
Seperti perang melawan narkoba, penanggulangan terorisme juga perlu dilakukan dengan menanamkan mindset anti terorisme sejak dini. Bukan dengan menakut-nakuti, namun lebih kepada bagaimana menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan peduli terhadap sesama.
Terorisme merupakan kejahatan kemanusiaan luar biasa, dan untuk terhindar dari hal itu perlu menanamkan nilai-nilai pancasila secara lebih mengakar. Hapus segala kebencian terhadap kelompok tertentu dengan membiasakan toleran dan meningkatkan kepedulian bersama.
2. Â Â Â Â Mengawal Keberlangsungan Organisasi Radikal
Selain melakukan penindakan terhadap organisasi radikal, BNPT juga perlu mengawal keberlangsungan organisasi itu secara terus menerus. Misalnya, BNPT berhasil mencabut izin organisasi radikal, sehingga organisasi itu tak bisa beraktivitas kembali.
Itu saja belum cukup. Karena organisasi tersebut bisa saja membuat organisasi baru dengan nama lain. Mereka masih melakukan jejaring dengan semua anggota untuk melanjutkan misinya. Dari situlah BNPT harus selalu waspada dan terus melakukan rekonsiliasi.