Mohon tunggu...
charla SusantiSE
charla SusantiSE Mohon Tunggu... Administrasi - Bekerja sebaga Pegawai Negeri Sipil

AnalisPertahanan Negara Ahli Muda Setditjen Pothan Kemhan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Covid-19 bagi Pertahanan dan Keamanan

1 Agustus 2022   06:40 Diperbarui: 1 Agustus 2022   06:42 1562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Sehat. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah hampir 4 tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia.   Hal ini menjadikan banyak perubahan yang terjadi di masyarakat dalam segala sektor kehidupan. Salah satu di antaranya adalah dampak covid bagi pertahanan dan keamanan.     

Penyebaran Covid-19 sangat masif dan berdampak hampir diseluruh sektor kehidupan masyarakat, bahkan Indonesia telah menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran Covid-19. 

Selama masa tersebut penggunaan internet melonjak tajam, karena kebijakan tentang bekerja dari rumah dan belajar dari rumah. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk melancarkan serangan melalui dunia maya. Fenomena yang menonjol adalah meningkatnya serangan siber selama pandemi Covid-19 dibandingkan bulan sebelumnya. 

Artikel ini mencoba menganalisis dampak Covid-19 ditinjau dari sudat pandang keamanan siber dan juga membahas serangkaian serangan siber yang terjadi selama pandemi serta upaya yang telah dilakukan untuk mencegahnya. Pendidikan tentang pengetahuan keamanan siber sudah menjadi kebutuhan yang utama bagi masyarakat, untuk mengamankan diri-sendiri dari serangan siber.     

Pandemi covid mengalami peningkatan kembali dengan banyak kasus baru di tiap harinya. Covid dengan berbagai varian berhasil masuk memengaruhi stabilitas sistem dan tatanan sosial yang akhirnya mengancam pertahanan dan Keamanan Negara.

Sistem Pertahanan dan Keamanan

 Sistem pertahanan dan keamanan negara mencakup banyak prinsip yang mungkin sudah kalian ketahui, mulai dari hak asasi manusia, lingkungan hidup, kesejahteraan umum, dan prinsip hidup damai dengan kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan.     

Di samping itu, pertahanan negara juga meliputi prinsip kemerdekaan bangsa, keadilan sosial, dan kedaulatan.  Semua tertulis pada cita-cita bangsa di Pembukaan UUD 1945. Dengan menerapkan prinsip-prinsip yang ada, maka pertahanan dan keamanan yang baik akan tercapai.

Dampak Pandemi Bagi Kehidupan Bernegara

 Pandemi menghambat segala bidang yang bergerak di masyarakat maupun pemerintahan.   Di awal,  pemerintah  menerapkan lockdown untuk  pertama    kalinya,  masyarakat Indonesia dijangkiti panic buying dengan memborong sembako di pusat perbelanjaan.  Pengendalian dari pemerintah sangat berperan dalam memberikan arahan yang tepat untuk seluruh warga.       

Kurangnya informasi dan tingkat kepedulian sosial yang rendah juga menjadikan masyarakat bertindak seenaknya hingga membuat aturan sendiri.      

Terdapat beberapa sektor yang terganggu akibat pandemi covid, hingga akhirnya dampak covid bagi pertahanan dan keamanan semakin terasa hampir 2 tahun ini.     Berikut penjelasan dari sektor-sektor yang terganggu.

1. Ekonomi

 Pada triwulan II atau selama 3-4 bulan setelah pengumuman lockdown, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan sebesar 5%. Salah satu penyebab dampak pandemi terhadap ekonomi adalah berhentinya kegiatan jual beli yang terjadi di masyarakat.  Meskipun begitu, ekonomi Indonesia membaik, bahkan selalu mengalami kenaikan sampai kuartal IV 2021. Karena sudah terjadi beberapa kelonggaran dari operasional semua ruko-ruko dan transaksi jual beli secara fisik.    

Dengan tutupnya dunia usaha, banyaknya penutupan dan pemecatan karyawan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Sehingga tak jarang tingkat kejahatan meningkat. Latar belakangnya yaitu keterpaksaan dan desakan ekonomi yang semakin terpuruk.

2. Ketahanan Pangan

Jika kalian ingat, Indonesia pernah menduduki posisi nomor satu sebagai negara dengan jumlah kasus positif covid-19 tertinggi di dunia.     Bukan sebuah prestasi yang bisa kita banggakan. Pada saat itu kondisi pangan di Indonesia juga berdampak buruk.    

Indonesia sebagai negara agraris dengan lumbung padi tersebar di berbagai daerah justru masih memerlukan impor beras dari berbagai negara. Mulai dari Vietnam, Thailand, dan Myanmar. Negara-negara tersebut menghentikan kegiatan ekspor beras karena pandemi.    

Dengan kondisi tersebut, kekurangan beras menjadi masalah utama di negeri ini. Para petani tidak dapat kembali ke sawah karena harus di rumah saja. Padahal, semua orang yang ada di rumah membutuhkan makanan dan sembako untuk kebutuhan sehari-hari.  Krisis pangan selama beberapa waktu tidak bisa terelakkan. 

Pemerintah tidak dapat terus menerus menyuplai sembako gratis kepada rakyatnya. Sampai terdengar berita beberapa orang mati kelaparan di tengah pandemi. Tentu pertahanan negara sempat terancam selama beberapa waktu.

3. Politik-Keamanan

Pandemi wabah penyakit, khususnya covid-19 dapat mengacaukan sistem politik dan juga keamanan negara. Pemberlakuan PPKM, jam malam, pembatasan dan penutupan wilayah, dll dapat membuat masyarakat memiliki pandangan tersendiri terhadap pemerintah.    

Sebagian masyarakat menilai beberapa kebijakan tersebut tidak akan mengurangi penyebaran virus.     Apalagi dengan banyak orang yang terjangkit di sekitar mereka, tentu menambah tinggi ketakutan akan virus covid-19.

Ada kasus penolakan pemakaman jenazah yang terjangkit covid-19 karena dianggap akan membawa virus. Sampai demo besar-besaran di jalan yang mengakibatkan penumpukan massa secara masif tidak terelakkan.   

Masyarakat mulai resah ketika harus duduk diam di rumah saja, namun pemerintah tidak memberikan kebutuhan yang cukup bagi rakyatnya.   Masyarakat akhirnya protes dan melawan demi menuntut kebijakan yang tepat.

Hal ini juga terjadi di bangku pemerintahan, di mana para pegawai pemerintahan juga ikut terdampak. Gangguan kelelahan dan hilangnya fokus akan berakibat pada kinerja yang menurun serta mengganggu keamanan dan stabilitas negara.

 4. Komunikasi

Ketidak percayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan berdampak tinggi pada komunikasi. Masyarakat akan memandang sebelah mata orang yang menyampaikan informasi di televisi atau media lain terkait informasi covid-19.  Banyaknya informasi salah, hoaks, berita konspirasi yang menyerang masyarakat akan menimbulkan informasi yang semakin simpang siur. 

Akibatnya, muncul pemikiran dan rasa takut berlebihan.    Pemerintah dapat menyampaikan informasi secara ilmiah, transparan, dan tepat waktu kepada masyarakat. Informasi ini harus dikemas secara matang dan terencana kepada masyarakat agar masyarakat dapat menerimanya dengan benar dan tidak salah tangkap.

5. Rumah Tangga

Kapan kasus COVID-19 pertama kali ditemukan di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, pemerintah secara resmi mengumumkan kasus pertama yang terjadi di Indonesia. Belum ada kecemasan di masyarakat hingga akhirnya pemerintah mengumumkan lockdown pada pertengahan Maret.      Akibatnya, rumah tangga sebagai bagian terkecil kehidupan bernegara menjadi cemas. Hingga pada akhirnya masyarakat dengan golongan ekonomi menengah turun menjadi golongan menengah ke bawah atau golongan bawah, Kesejahteraan dalam rumah tangga terganggu.  

Sebelumnya, beberapa pegawai pemerintahan mengeluarkan pernyataan yang bertujuan untuk menenangkan masyarakat. Namun, bukannya membuat tenang, pernyataan-pernyataan tersebut terlihat menyepelekan virus covid-19.  Ketika virus datang ke Indonesia dan menyebar luas, pernyataan tadi menjadi tidak berguna dan mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Para keluarga pun cemas, terutama anak-anak dan lansia.

Upaya Pemerintah dalam Menanggulangi Pertahanan dan Keamanan saat Pandemi

Tentunya pemerintah tidak tinggal diam dalam mengembalikan pertahanan dan keamanan negara ke tingkat semula. Berbagai upaya telah diberlakukan kepada seluruh lapisan masyarakat, di antaranya:

  • Membangun rumah sakit darurat dan membangun ruang untuk karantina pasien positif covid-19
  • Penelusuran kontak erat masyarakat dengan pasien positif covid-19 untuk menghentikan penyebaran virus secara luas.
  • Menetapkan kebijakan protokol kesehatan untuk seluruh lapisan masyarakat, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
  • Pembatasan mobilitas masyarakat untuk mengurangi resiko penyebaran virus.
  • Ikut berperan dalam mendorong terjadinya vaksinasi gratis untuk masyarakat luas.
  • Layanan pendidikan, peribadatan, dan melakukan segala aktivitas secara daring atau jarak jauh.
  • Edukasi terhadap masyarakat terkait pandemi covid-19 agar tidak terjadi miskomunikasi.

 Dampak covid terhadap pertahanan dan keamanan negara sangatlah besar pengaruhnya terhadap masyarakat. Semua upaya di atas tidak akan terwujud jika tidak ada kerja sama dari masyarakat yang berperan penting dalam penyebaran virus, Pemerintah tidak akan tinggal diam menghadapi pandemi ini.   Namun, masyarakat juga harus menyokong kebijakan pemerintah agar terhindar dari bahaya virus covid-19. Tidak dengan membuat aturan sendiri yang berdasarkan kesalahan informasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun