Mohon tunggu...
charistya prameswari
charistya prameswari Mohon Tunggu... -

menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebuah Potret "Hampa" Poligami

15 Mei 2012   06:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:16 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barusan baca di sini ada dua orang istri seorang dokter yang berantem dipengadilan. Peristiwa yang terjadi senin 14 Mei 2012 kemarin di PN Jombang  itu dipicu dari istri ketiga yang menjadi terdakwa kasus penganiayaan bermaksud meminta maaf kepada istri kedua. Namun permintaan maaf istri ketiga itu tidak digubris dan terjadilah percekcokan di dalam ruang sidang itu.

Berdasarkan surat kabar yang juga saya baca tadi awal mula pertikaian istri-istri salah seorang dokter anastesi di sebuah rumah sakit di Jombang itu adalah saat istri ketiga merasa dia tidak mendapat nafkah batin selama sebulan dari sang suami. setelah ditelusuri kabarnya sih gara-gara si koter alias suaminya itu diancam oleh istri keduanya untuk tidak boleh mendatangi istri ketiganya.

Mau tahu ancamannya? Kalo dari yang saya baca sih diancam mau dilaporin ke BKD setempat kalo si dokter itu punya istri lebih dari satu alias poligami. Secara kan PNS memang salah satu peraturannya hanya boleh punya istri satu. Ancaman istri kedua kepada si dokter itu manjur karena buktinya si dokter juga nurut saja tidak mendatangi istri ketiganya selama sebulan lebih.

Dan ujung-ujungnya si istri ketiga marah donk soalnya dia gak dapet "jatah" , dan membuat si istri ketiga ini mendatangi rumah istri kedua dengan maksud mau nyari si dokter yang juga suaminya itu. Nah pertemuan kedua istri itu ternyata malah berujung penganiayaan oleh istri ketiga kepada istri kedua. Sampe katanya koran yang saya baca si istri kedua ini masuk rumah sakit selama tiga hari lho :(. AKhirnya dilaporin deh ke polisi an si istri ketiga itu jadi terdakwa.

Memang yang namanya poligami itu ada yang sukses ada yang enggak. Nah kebetulan pas yang saya baca pas bagian yang "hampa" alias gak sukses halah. Yah walau diperbolehkan oleh agama tapi tetep aza saya selaku wanita tulen tidak sanggup jika harus berbagi hati berbagi suami dengan wanita laen. Kayanya sih saya gak bakalan kuat :D.

Kalo diliat-liat lagi sebenrnya yang salah ya tetep pak dokternya itu yaa ini kalo diliat dari kacamata orang awam seperti saya lho. Namanya punya banyak istri ya musti siap untuk berlaku adil toh? Nah terus kalo udah gak melakukan kewajibannya berarti kan udah gak tanggung jawab sama pilihannya, ..betul???kalo si istri ketiga sih sah-sah aja dia menuntut haknya kepada suaminya, tapi ya itu dia caranya yang salah. Cuma istri ketiga ini mungkin lupa wong dia itu kan istri baru jadinya kan ya harusnya ngalah donk nurut sama istri tua (eh gitu gak sih? bukannya kebalik yah?? haduhhh :D)

Selain itu juga istri ketiga dan kedua itu musti inget lagi awalnya kaya gimana ya to?Kan jelas semua sudah tau kalo bakalan dimadu berarti udah siap segala resikonya donk termasuk jika ada pembagian yang tidak adil. bukan saya gak bersimpati ya, tapi sayang banget kasus kaya begini harus berakhir di pengadilan. Seharusnya kan bisa diselesaikan secara kekeluargaan, mereka mungkin lupa apa dampak setelah ini terutama bagi anak-anak mereka.

Kalo berdasarkan yang saya baca di koran sih istri kedua ini nekat membawa permasalahan ini ke pengadilan karena udah terlanjur sakit hati dan karena anak-ankanya pada trauma ngeliat ibunya dipukuli orang :( . Belum lagi buat sang dokter itu, kalo kasusnya udah sampe pengadilan terus udah terpampang di koran namanya di media onlen juga kira-kira berimbas pada sanksi apa enggak ya?Waduh kalo sudah begini nama baik tercoreng keluarga juga amburadul dan karir juga terancam.

Jadi  buat yang berniat poligami dan dipoligami (kalo saya sejauh ini memantapkan diri untuk say no :D),  musti dipikirin baik-baik banget bangetan yah sodara-sodaraku sebangsa dan setanah air. Inget aja kalo setiap pilihan pasti ada konsekuensi yang kudu diterima dan komitmen yang wajib dijaga. Bukan bermaksud menggurui yaa dan bukan mau menakuti  karena semua pilihan ada ditangan masing-masing dan jelas donk kita tahu mana yang terbaik buat kita ..betuuul???

Moga-moga gak ada yang tersungging eh tersinggung yaaaa..:D

salam  Charis

*sumber Harian Jawa Pos edisi Selasa 15 Mei 2012

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun