Mohon tunggu...
charissarahmadani
charissarahmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan

LIS student

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Video Pendek Mengancam Literasi Bangsa

4 Januari 2025   23:41 Diperbarui: 4 Januari 2025   23:41 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Scrolling Handphone (Sumber: Canva)

Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan terbukanya akses informasi secara luas, salah satu tantangan yang dihadapi negri ini justru adalah tingkat literasi yang rendah. Hal ini akan berdampak signifikan pada kualitas pendidikan dan pemahaman informasi dikalangan masyarakat. salah satu faktor yang turut memperburuk keadaan ini adalah berkembangnya media sosial, terutama platform penyedia video durasi pendek seperti TikTok, YouTube Shorts, dan Instagram Reals. Meskipun sejatinya media sosial memberikan pertukaran informasi secara cepat, konsumsi informasi dalam bentuk yang sangat singkat dapat mempengaruhi kebiasaan membaca, menulis, serta kemampuan berpikir kritis. Literasi yang seharusnya menjadi fondasi individu untuk berkembang nyatanya masih belum membaik, lantas pantaskah negara ini mendapat gelar Negara Maju jika isu ini menjamur tanpa upaya signifikan dari masyarakat itu sendiri?.

 

Makna Literasi 

Literasi? apa sebenarnya makna literasi? kegiatan membaca dan menulis. Nyatanya masih banyak persepsi keliru mengenai 'literasi'. Literasi bukan hanya sekedar membaca dan menulis. Mengutip dari KBBI, Literasi mempunyai 3 pengertian yaitu;

  1. kemampuan menulis dan membaca

  2. pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu

  3. kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup

Secara keseluruhan, Literasi adalah kemampuan untuk mengakses, memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif dalam berbagai bentuk.

Data dari Indeks Literasi Nasional menunjukkan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan literasi masyarakat. Pada tahun 2022, Indeks Literasi Nasional Indonesia tercatat hanya sekitar 58,7, angka yang menunjukan bahwa kurang dari separuh masyarakat indonesia masih kesulitan dalam memahami dan menggunakan informasi. Selain itu, menurut laporan UNESCO, indonesia memiliki tingkat literasi membaca yang rendah, berada di angka 0,001% dari populasi. Miris, hanya satu dari seribu orang memiliki kebiasaan membaca. Ini merupakan tantangan besar bagi seluruh rakyat Indonesia untuk memperbaiki hal ini. Butuh sebuah kesadaran besar bagi setiap individu mengenai pentingya literasi. Namun, kondisi ini semakin diperburuk dengan fenomena ketergantungan pada media sosial untuk konsumsi informasi. 

Menurut data yang dipublikasi oleh Datareportal menunjukan lebih dari 190 juta penduduk Indonesia terhubung dengan internet dan 130 juta diantaranya aktif di berbagai media sosial. Dari data yang dipublikasi, terungkap bahwa rata-rata waktu yang dihabiskan penduduk indonesia untuk bermedia sosial mencapai lebih dari 3 jam perhari. Riset data terbaru menunjukkan Indonesia menjadi negara dengan pengguna Tik Tok terbesar dengan total 157,6 juta orang di bulan Juli 2024. Platform video pendek semacam Tiktok, Youtube Sort semakin digemari. Masyarakat cenderung menghabiskan  waktu untuk menikmati video pendek yang singkat dan menarik. Jika hal ini dilakukan tanpa memperhatikan waktu akan berbahaya dan berakibat buruk pada tingkat literasi. Bagaimana hal ini berhubungan dengan literasi? mari kita perjelas. 

Terjadi perubahan besar-besaran cara konsumsi informasi masyarakat. 

Dengan berkembangnya teknologi, media sosial, dan aksesibilitas internet mempengaruhi cara konsumsi informasi masyarakat. Peralihan media cetak ke media digital. Jika dulu konsumsi informasi melalui koran, majalah dan televisi kini beralih ke platform digital seperti situs berita, aplikasi, dan media sosial. Informasi digital dapat diakses dengan instan melalui ponsel maupun perangkat tersambung internet lain membuat masyarakat terbiasa dengan berita real-time. Tersebarnya informasi semakin mudah hanya dengan sekali unggah dapat tersebar luas. 

Faktanya media sosial saat ini menjadi tempat utama masyarakat mendapat berita seperti, X, Facebook, Instagram, dan Tiktok. Media sosial saat ini menciptakan algoritma yang memungkinkan pengguna hanya melihat informasi sesuai minat mereka, namun hal ini memiliki dampak negatif yaitu resiko filter bubble, kondisi di mana seseorang hanya terpapar pada Informasi, ide, atau perspektif yang sejalan dengan preferensinya beresiko membuat seseorang terbatas perspektif dan bias. Peralihan sumber informasi masyarakat ini membuat orang semakin suka informasi dalam bentuk singkat, seperti video pendek, infografis, atau artikel singkat.

Media sosial, terutama platform yang fokus pada video pendek seperti TikTok, Instagram Reels, atau YouTube Shorts, biasanya menyajikan informasi dengan cara yang cepat dan visual. Konten-konten ini sering kali lebih menekankan pada hiburan atau informasi yang mudah dipahami, tanpa memerlukan perhatian atau pemahaman yang mendalam. Akibatnya, pemirsa cenderung mengkonsumsi informasi secara dangkal, tanpa meluangkan waktu untuk menganalisis atau berpikir kritis tentang apa yang mereka lihat. Hal ini dapat mengurangi kemampuan individu untuk memahami informasi secara lebih mendalam, yang merupakan salah satu aspek penting dari literasi.

 Budaya Scrolling dan Ketergantungan pada Konten Singkat

Budaya scrolling membuat masyarakat cepat beralih dari suatu informasi ke informasi lain tanpa mendalami kontennya. Hal ini menciptakan pola konsumsi informasi yang sangat cepat dan terfragmentasi. Pengguna kini cenderung lebih menyukai konten yang singkat dan langsung, yang dapat mengurangi minat untuk membaca teks yang lebih panjang atau menjelajahi sumber informasi yang lebih kompleks. Akibatnya, hal ini dapat memperburuk tingkat literasi, karena keterampilan membaca yang mendalam dan analitis mungkin tidak berkembang dengan baik.  Selain itu, dominasi video pendek yang lebih menekankan daya tarik visual seringkali membuat informasi yang disampaikan menjadi kurang akurat dan terperinci. Tanpa kemampuan literasi media yang baik, banyak orang, terutama generasi muda, mengalami kesulitan dalam membedakan antara informasi yang benar, opini, dan hoaks. 

Pengaruh Terhadap Kemampuan Membaca dan Menulis 

Budaya video yang mendominasi media sosial membuat generasi muda, khususnya, menghabiskan lebih sedikit waktu untuk membaca teks panjang atau menulis dengan mendalam. Penurunan minat terhadap buku, artikel, atau sumber tulisan lainnya dapat mengurangi keterampilan membaca dan menulis mereka, yang berdampak langsung pada tingkat literasi.

Meskipun media sosial menawarkan banyak keuntungan, terutama dalam hal komunikasi dan akses informasi yang cepat, konsumsi berlebihan terhadap video pendek dapat memperburuk krisis literasi di Indonesia. Upaya untuk mengatasi masalah ini harus dimulai dengan meningkatkan pendidikan literasi digital, di mana masyarakat diajarkan untuk lebih selektif dan kritis dalam mengonsumsi informasi. Selain itu, dukungan terhadap konten edukatif yang menarik minat masyarakat juga perlu diperkuat. Masyarakat, terutama generasi muda, perlu diingatkan untuk menjaga keseimbangan antara menikmati media sosial dan membaca konten yang lebih mendalam agar literasi mereka tetap berkembang dan tidak tergerus oleh budaya konsumsi informasi yang serba cepat.

Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi, kita dapat mengatasi tantangan ini dan membangun masyarakat yang lebih cerdas, kritis, dan siap menghadapi tantangan di dunia digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun