Mohon tunggu...
Charissa Davita N A
Charissa Davita N A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Chemistry Students in Airlangga University

College student majoring in chemistry

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Utang Negara yang Membayangi Kesejahteraan: Sebuah Tinjauan Kritis

22 Agustus 2023   22:39 Diperbarui: 22 Agustus 2023   22:52 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Utang negara, entitas ekonomi yang selalu hadir dalam berbagai negara, terus menjadi perdebatan penting dalam kebijakan ekonomi dan sosial. Namun, yang lebih penting adalah pertanyaan yang mendasar: apakah tingginya utang negara selalu berarti peningkatan kesejahteraan masyarakat? Dalam esai ini, kita akan menjelajahi implikasi dari tingginya utang negara yang tidak dapat menanggulangi kesejahteraan masyarakat. Dua jurnal penting akan menjadi panduan kita dalam menggali isu ini.

Utang Negara: Apa dan Mengapa?

Utang negara adalah mekanisme yang digunakan oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran yang melampaui pendapatan mereka. Harapannya, dengan melakukan ini, pemerintah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, ketika utang negara terus meningkat tanpa manfaat yang sesuai bagi masyarakat, itulah ketika masalah muncul.

Tingginya Utang Negara: Dampak Terhadap Kesejahteraan

Bea Perpajakan yang Meningkat: Salah satu cara pemerintah membayar utang adalah dengan meningkatkan bea perpajakan. Ini berarti masyarakat merasakan beban pajak yang lebih berat. Dalam pandangan ekonomi, ini dapat mengurangi daya beli mereka, yang pada gilirannya menghambat pertumbuhan ekonomi.

Inflasi yang Tinggi: Pemerintah sering mencetak lebih banyak uang untuk membayar utangnya, yang dapat menyebabkan inflasi. Inflasi yang tinggi merugikan masyarakat dengan mengurangi nilai uang mereka, membuat harga barang dan jasa naik, dan mengurangi daya beli.

Pengurangan Belanja Publik: Untuk mengatasi utang yang terus meningkat, pemerintah sering harus memangkas anggaran belanja publik. Ini bisa berarti pengurangan dalam sektor-sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, yang berdampak buruk pada kesejahteraan masyarakat.

Keterbatasan Kebebasan Ekonomi: Utang yang tinggi dapat membatasi kebebasan ekonomi, karena pemerintah mungkin harus lebih bergantung pada investor asing atau lembaga keuangan internasional. Ini dapat membatasi kemampuan pemerintah untuk mengambil keputusan ekonomi yang terbaik untuk masyarakatnya sendiri.

Kesimpulan

Tingginya utang negara yang tidak dapat menanggulangi kesejahteraan adalah masalah yang harus diperhatikan oleh semua pihak. Utang negara yang terus meningkat tanpa memberikan manfaat yang sesuai bagi masyarakat dapat merugikan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang bijak dalam mengelola utang negara agar dapat mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Ini melibatkan penghindaran peningkatan pajak yang berlebihan, mengendalikan inflasi, dan memastikan bahwa belanja publik tetap terfokus pada sektor-sektor yang penting untuk kesejahteraan masyarakat. Sebagai masyarakat, kita harus terus memantau dan mengkritisi kebijakan pemerintah terkait utang negara agar kita dapat memastikan bahwa kesejahteraan kita tidak terabaikan dalam upaya untuk mengelola utang negara.

Panduan dari Jurnal

"The Impact of Public Debt on Economic Growth" (Reinhart, C. M., & Rogoff, K. S., 2010) telah menyoroti hubungan antara utang publik dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menemukan bahwa ketika utang publik mencapai tingkat tertentu, pertumbuhan ekonomi negara dapat merosot. Ini menunjukkan bahwa tingginya utang negara yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat berdampak negatif pada kesejahteraan masyarakat.

"Public Debt, Inequality, and Power: The Making of a Modern Debt State" (Graeber, D., 2011) membahas dampak utang publik terhadap ketidaksetaraan dan kekuasaan dalam masyarakat. Penulis menggambarkan bagaimana utang publik yang tinggi dapat digunakan sebagai alat kebijakan yang memperkuat kekuasaan elit ekonomi, sementara masyarakat yang lebih miskin dan rentan menjadi lebih terbebani. Ini menggarisbawahi pentingnya mengkaji dampak sosial dan ekonomi utang negara yang tidak dapat menanggulangi kesejahteraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun