"Wah~ lihat itu, ada Mira. Orang yang suka mempermalukan si bintang sekolah, padahal dianya malu-maluin" Ujar temannya yang lain. Mereka tertawa terbahak-bahak, sebelum Raisya menenangkan.
"Udahlah teman-teman, ga baik ngejek orang lain. Tapi kalau dia mah, bebas aja kita" Tambah Raisya. Merekapun tertawa, tapi aku sudah biasa.
Hari demi hari di sekolah ku lewati dengan tabah. Aku ingin melapor kepada guruku atas apa yang sudah dilakukan Raisya. Namun apa daya, Raisya yang merupakan anak kesayangan guru pasti akan langsung terlepas dari tuduhan itu, malah aku yang bakal di cap iri dan sombong karena tidak mau berteman dengannya.
Semakin lama tingkahnya semakin menjadi-jadi. Semakin banyak pula orang yang tidak suka dengan dirinya, tetapi mereka bungkam. Mereka  takut dengan konsekuensinya, sehingga Raisya tetap menjadi anak kesayangan para guru.
Pada akhirnya kami berdua pun lulus dan  masuk ke sekolah lanjutan yang sama, dan bahkan duduk di kelas yang sama. Seperti biasa sejak awal ia sudah haus mencari-cari perhatian teman-temannya, para guru, bahkan kakak kelas, alias CAPER.
Sifatnya yang selalu haus perhatian semakin hari kian berkembang. Ia menjadi orang yang manipulatif, suka merendahkan orang lain, dan selalu merasa bahwa hanya dirinya yang benar, seperti sekarang.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H