Aku terkapar di lantai. Pada sebuah tempat entah berantah, begitu gelap yang menyeruak ke segala arah.
Tubuhku menghadap ke tanah, dengan hidung  yang menempel menciumi kotoran yang bertebaran. Tak ada niatan untuk bangkit, aku terlalu malas untuk berdiri.
Didepanku duduk seorang teman. Ia memanggil teman-temannya yang lain dan duduk mengitariku. Kami diam begitu lama, sehingga salah seorang dari mereka berkata, "kamu sedang apa? ayo bangun!"
Satu detik lenggang tanpa suara. Dua detik. Tiga detik semua tetap diam. Sampai salah seorang berteriak "Sedang apa kamu?! Mengapa engkau terus terpuruk, tak melakukan apapun!" Ruangan itu menjadi senyap kembali.
"Mungkin, memang sudah takdirmu untuk diam. Kami disini tidak untuk membuatmu mendekap bisu. Kami ingin kamu bangkit, terbang melampaui samudra diatas sana. Itulah tugas kami, sebagai seorang guru yang akan terus membimbingmu keluar dari tempat ini."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H