Setelah beberapa bulan menjalani program belajar di desanya, Lila merasa bangga dengan pencapaiannya. Anak-anak perempuan di desanya semakin bersemangat untuk belajar dan menggambar. Namun, saat dia bersiap untuk berangkat ke universitas, tantangan baru mulai muncul.
Suatu hari, Lila menerima kabar bahwa salah satu sponsor program belajar mereka telah menarik dukungan karena alasan finansial. Ini membuat Lila dan Aria merasa putus asa. Mereka berusaha mencari cara untuk mendapatkan dana baru, tetapi tidak berhasil. Lila merasa tertekan, berpikir tentang anak-anak yang bergantung pada program tersebut.
Di sisi lain, hubungan Lila dan Dika semakin dekat. Mereka sering berbagi ide dan impian, tetapi Dika juga merasakan beban yang sama. Dia ingin membantu Lila menyelamatkan program tersebut. “Kita bisa mengadakan acara penggalangan dana,” saran Dika. “Mari kita ajak semua orang di desa!”
Dengan semangat baru, Lila dan Dika mulai merencanakan acara tersebut. Mereka mengundang semua orang, termasuk orang tua, guru, dan warga desa. Aria membantu dengan mempromosikan acara di media sosial. Dengan kerja keras, mereka berhasil mengumpulkan minat yang besar.
Dengan persiapan yang matang, acara penggalangan dana pun dilaksanakan. Lila dan Dika berdiri di panggung, berbicara tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak perempuan di desa mereka. Suasana penuh harapan dan semangat. Meskipun tantangan masih ada, Lila merasa dikelilingi oleh dukungan dari teman-teman dan komunitasnya. Dia tahu bahwa bersatu, mereka dapat mengatasi segala rintangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI