Kepemimpinan dapat diukur, antara lain, melalui kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, membuat perubahan, bergaul dengan bawahan, motivasi diri dan dorongan pencapaian, kedewasaan dan fleksibilitas hubungan sosial, dan kecerdasan.
Prinsip-prinsip kepemimpinan sebenarnya sudah banyak bersinggungan dengan prinsip-prinsip lingkungan, yaitu interaksi, saling ketergantungan, harmoni dan keseragaman hingga satu lagi prinsip ekologis yang belum ada dalam kepemimpinan, yaitu keberlanjutan. Keberlanjutan didefinisikan sebagai pemenuhan kebutuhan masa kini tanpa melupakan kebutuhan generasi mendatang.
Kepemimpinan berkelanjutan adalah hubungan erat antara seseorang dan kelompok manusia, karena pentingnya generasi mendatang untuk menjalani kehidupan yang layak.
Untuk menjadi seorang pemimpin, Anda harus memiliki 6 kecerdasan sehingga Anda tidak hanya dapat memetakan berbagai masalah tetapi juga dapat membangun pendekatan untuk menyelesaikannya. Kecerdasan tanpa dukungan perilaku kepemimpinan yang patut dicontoh tidak akan mampu menghasilkan penyelesaian masalah yang lengkap dan permanen.
Oleh karena itu, selain didukung oleh kecerdasan, pemimpin transglobal juga harus memiliki 5 karakteristik perilaku, yaitu:
1. Ketahanan terhadap ketidakpastian (Uncertainity Resilience),
2. Konektivitas Tim,
3. Fleksibilitas pragmatis (Pragmatic Flexibillity),
4. Responsivitas perspektif, dan
5. Orientasi Bakat.
Sebagai orang biasa yang sadar akan dampak krisis ekologi yang dihadapi dunia, kita perlu mendorong para pemimpin yang sensitif, pengertian, dan bersedia mengupayakan potensi keanekaragaman hayati, dan memastikan bahwa sumber daya alam digunakan dengan bijak untuk kebutuhan hidup masyarakat. Sehingga kita membutuhkan pemimpin masa depan yang berwawasan lingkungan agar generasi mendatang dapat merasakan sumber daya alam.
Kepemimpinan hijau dimulai dari gagasan bahwa masalah dari sumber daya alam dan lingkungan. Indonesia membutuhkan generasi penerus sebagai pengelola lingkungan hidup dan kehutanan di masa depan, yang dibekali pendidikan, pengetahuan dan kepemimpinan.
Green Leadership adalah kepemimpinan hijau, muda, bersemangat, proaktif, inisiatif dan kreatif untuk kepentingan orang banyak dan alam semesta. Green leadership adalah kepemimpinan yang memiliki visi antara dukungan ekologis dan pembangunan, baik fisik maupun non fisik.
Kepemimpinan hijau juga dimaksudkan sebagai kemampuan seorang pemimpin individu dalam menentukan kebijakan yang pro-environment dan dapat mempengaruhi serta memobilisasi individu lain dalam organisasi untuk mendukung kebijakan pro-environment tersebut.Â
Kualitas lingkungan akan menentukan masa depan, oleh karena itu diperlukan pemimpin yang bertanggung jawab dan sadar lingkungan bagi generasi mendatang. Adapun dampak lingkungan terhadap kualitas hidup manusia, seperti ekonomi, ketahanan pangan, dan lain-lain.
Ada tiga alasan mengapa pemimpin masa depan perlu memprioritaskan isu lingkungan sebagai hal utama
1. Kebijakan dan implementasi lingkungan akan menentukan posisi diplomatik suatu negara di kancah internasional.
2. Masalah lingkungan begitu jelas di depan mata kita hari ini. Tidak bisa diremehkan, masa depan anak cucu kita dipertaruhkan. . Sehingga mutlak perlu adanya Political Will yang kuat, sehingga muncul kebijakan-kebijakan mutakhir dalam pengelolaan alam dan sumber dayanya. Diperkuat juga dengan sendirinya.
3. Di masa depan negara-negara akan berhadapan langsung dengan kepentingan koperasi global yang akan mencoba mengeksplorasi sumber daya alam secara masif dengan tujuan keuntungan. Dalam kondisi ini, diperlukan pemimpin yang kuat dan memiliki visi ramah lingkungan untuk melindungi kepentingan rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H