Mohon tunggu...
Puisi

Puisi | Kita Adalah Dua Tanpa Satu

11 Juli 2017   10:57 Diperbarui: 11 Juli 2017   11:06 2255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

siapa yang mengira 

bila gravitasi akan menarik kita berdua

menyatukan kita

begitu dekat

sangat erat

pastinya aku bahagia

begitu juga denganmu

lalu bosan itu datang

tak peduli sesering apa aku menyuruhnya pulang 

aku terpikat masuk perangkap

aku hilang kendali

lupa diri berkali-kali

membuatmu sakit

tentu sakit hati

aku belajar lagi

memulainya dari awal

membangun bahagia yang telah runtuh

mendirikannya inci demi inci

hingga aku menhira aku akan berhasil

tapi lagi-lagi aku merusaknya dengan sengaja

tak peduli seberapa lelah kau menjaganya

terluka lagi

aku tau sakit yang kau rasa

aku tau walau kau tak pernah bicara

jadi maafkan

maafkan aku yang bodoh ini

maafkan aku yang tidak sempurna ini

aku menyesal dengan sangat

biarkan aku kembali

menuju bahagia yang dulu kita miliki

bahagia yang dulu kita anggap abadi

hening

buram

tidak ada kejelasan

kau hanya diam saja

aku akan belajar

benar-benar belajar

jadi terima aku sekali lagi

sekali saja dengan satu kesempatan terakhir yang kau punya

benar saja 

sebanyak apapun aku memohon

rasa yang dulu kau punya tak akan pernah sama

tak akan pernah pada tempat yang semestinya

kau acuhkan aku sekarang

tak seperti dulu ketika kau lebih memilihku dan mengacuhkan waktu

lalu sekarang aku memandang dari sudut yang begitu berbeda

kau pergi

begitu pelan

aku tau kau ingin aku mengejarmu

tapi bagaimana aku bisa mengejarmu

bila kedua tanganmu begitu erat memegangi bahagia yang baru

biarlah aku disini

bawa pergi semua harapanmu

bawa pergi segalanya tentang kita waktu itu

jika bisa kubur segala kenangan itu

kubur dalam-dalam

agar tak ada lagi bahagia yang sanggup bernafas diantara lebam

tak ada salam perpisahan

pergi saja

jangan pernah mengarah kesini lagi

biarkan aku sendiri

aku ingin sendiri

sesaat sebelum perasaan ini aku bunuh mati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun