Mohon tunggu...
Charisa Maria Ariyani
Charisa Maria Ariyani Mohon Tunggu... -

Menikmati waktu dengan perubahan status dan tanggung jawab yang besar. Sebagai mahasiswi dan harus terpisah jauh dari yang dilahirkan untuk saya. Kepercayaan,Kabar,Kesetiaan,Kejujuran dan Keikhlasan yang selalu dijaga. Keep spirit

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tuhan, Bantu Aku Merubah Beliau Menjadi Ahli SurgaMu (2)

2 Agustus 2013   20:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:42 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Yuk lanjut baca sequel keduanya, bismillah.

Malia terengah, sejenak menahan nafas,

Malia:"Ya Allah, apakah mata ini berdusta kepadaku? setega ini kah suamiku kepadaku dan anak-anaknya?"

Malia mengusap dadanya yang beberapa detik tadi seakan sesak, ia selalu dizalimi oleh Dian. Namun, Allah memberinya kelebihan, ia bisa bicara hati ke hati kepada anaknya yang dikandung. Dian dan Malia memberi nama anak itu Ayuni dan Satria. Malia mengusap dan melantunkan ayat suci al-quran untuk menenangkan kedua anak kembar itu. Dian yang sedari tadi pergi akhirnya pulang,

Dian:"Assalamualaikum. Kalau ngaji gak usah kenceng-kenceng, percuma, saya tidak akan merasa tenang."

Dian menyadari handphonenya telah berpindah posisi,

Malia:"Walaikumsalam, saya mengaji bukan untuk membuat tenang kamu mas, tapi untuk anak-anak supaya tidak mencontoh kamu. Sekarang, aku dihadapan kamu, daripada kamu lihat tubuh wanita yang bukan muhrimmu, ini, (Malia membuka hijab)ini mas, silahkan, silahkan aku pasrahkan padamu, walaupun aku dalam kondisi seperti ini, aku mengabdi kepadamu,ikhlas."

Malia bersimpuh dikaki Dian yang baru saja datang dan penuh tanah akibat tadi Dian tugas luar diarea longsor.

Malia membukakan sepatu dan mencium kaki suaminya,

Malia:"Maafkan aku yang berada jauh di Surabaya untuk kuliah, karena aku masih berhutang pada bapakku sampai aku lulus S1. Maafkan aku, karena aku jauh dari kamu, kamu mencari perhatian sama wanita lain. Aku yang salah mas, maafkan aku."

Dian:"Udah, iya iya, kamu yang salah, ya udah kamu lain kali enggak usah buka handphoneku lagi, ngerti!"

Malia:"Tapi mas,"

PLAKKK, tamparan keras yang menghasilkan darah mengalir dari kuping dan sudut bibir merah Malia didaratkan penuh nafsu oleh Dian. Malia yang jelas tahu Dian yang telah melukai hatinya, ia tetap mencium kaki serta memeluk Dian erat dan tak lupa beradzan ditelingan Dian

Malia:"Sudah mas, cukup, aku enggak mau kamu makin jauh dari Allah, kalau kamu kurang puas dan kurang bahagia karena menamparku, silahkan mas, karena aku tahu, kamu adalah imamku, kamu tauladanku, asl pertanggung jawabkan semua kelakuanmu nanti diakhirat."

Dian masih terdiam, namun sedikit demi sedikit mata lelaki yang berpostur tinggi sebagai aparatur negara itu berbinar, Dian menangis.

Malia:"Ya sudah mas, sekarang mas ganti baju dahulu, aku siapin air buat kamu mandi ya, kalau mas mau makan, aku udah buatin mas ayam goreng, sambal hijau kesukaan mas itu."

Malia pun pergi kedapur. Dian yang terdiam dan masih memandangi telapak tangan yang ia gunakan untuk menampar Malia. Di benak Dian, Malia adalah wanita idaman semua pria, tetapi Dian selalu menyakitinya, bahkan sekarang fisik Malia. Lamunan Dian pecah karena Malia memanggilnya dari arah kamar mandi,

Dian:"Kenapa bun?"

Malia:"Air hangatnya sudah siap, ayo mandi dulu, nanti kita ngobrol sama anak-anak ya, mereka kangen loh sama ayahnya."

Dian tidak menjawab, ia hanya mengusap perut malia yang sudah semakin membesar. Sementara Dian mandi, Malia membereskan rumah, ia menemukan beberapa surat cinta,puisi, bahkan nomor handphone selingkuhan Dian. Malia hanya tersenyum.

Malia:"Ya Allah, apakah suamiku begitu romantis kepada wanita-wanita itu? jika iya, aku iri. Tetapi aku lebih iri ketika Engkau Ya Rabbi lebih dekat dengan orang lain, aku mencintaiMu."

Selesai mandi, Dian kembali keatas tempat tidur dan memeluk Malia serta anak-anaknya yang tinggal 4bulan lagi lahir. Malia senang, bahwa Dian mau memberikan kasih sayangnya kepada anak-anak ini. didalam hatinya, Malia berseru,"Aku ikhlas disakiti dan dianiaya oleh suamiku ini, asal suamiku mengasihi dan menyayangi anak-anak ini Ya Rabb."

#Sequel ketiga insyallah besok ya teman-teman, karena saya hendak melaksanakan kewajiban yang lain, terima kasih telah meluangkan waktu untuk membacanya :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun