Dengan mengadopsi pola makan sehat ini, seseorang dapat memperpanjang masa hidup yang berkualitas dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Aktivitas Fisik yang Teratur
Kurangnya aktivitas fisik dapat menjadi faktor risiko utama untuk berbagai masalah kesehatan yang meliputi obesitas, penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2, osteoporosis, dan bahkan depresi. Berolahraga secara teratur tidak hanya untuk menjaga berat badan agar tetap sehat. Ini juga berdampak positif yang cukup luas pada kesehatan jantung, memperkuat sirkulasi darah, dan meningkatkan kesejahteraan mental secara signifikan.Â
Latihan aerobik, misalnya, seperti lari, bersepeda, atau berenang, membantu meningkatkan denyut jantung serta kekuatan otot jantung, mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner, serta tekanan darah tinggi. Selain itu, latihan juga merangsang pelepasan endorfin dalam tubuh, neurotransmitter yang memiliki tanggungjawab atas perasaan bahagia dan relaksasi.Â
Dengan demikian, dapat membantu mengurangi tingkat stres, kecemasan, dan depresi, serta meningkatkan kualitas tidur. Aktivitas fisik yang konsisten juga telah terbukti meningkatkan kognisi dan daya ingat, melindungi otak dari penuaan dan risiko demensia.
Stres kronis adalah beban berkelanjutan yang memengaruhi tubuh dan pikiran kita secara negatif. Dalam jangka panjang, dampaknya bisa sangat serius pada kesehatan kita.Â
Pertama-tama, stres kronis telah terbukti meningkatkan risiko penyakit jantung. Ketika tubuh terus-menerus dalam keadaan stres, hal ini dapat meningkatkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol, dan memicu peradangan dalam arteri, yang semuanya merupakan penyebab risiko utama untuk diagnosa jantung koroner.
Stress kronis juga berhubungan dengan gangguan kecemasan dan depresi. Ketika kita terus-menerus merasa tertekan dan cemas, keseimbangan kimia dalam otak kita dapat terganggu, yang memicu gejala kecemasan yang berlebihan atau bahkan depresi klinis. Hal ini dapat memengaruhi kualitas hidup kita secara signifikan dan memerlukan intervensi medis yang tepat.
Tidak hanya itu, stres kronis juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh kita. Ketika tubuh terus-menerus berada dalam mode "fight or flight", sistem kekebalan tubuh dapat menjadi terganggu. Ini berarti tubuh menjadi rentan terhadap infeksi dan penyakit karena daya tahan tubuh menurun. Sebagai contoh, orang yang mengalami stres kronis cenderung lebih rentan terhadap pilek, flu, dan bahkan penyakit kronis seperti kanker karena sistem kekebalan tubuh mereka tidak berfungsi dengan optimal.
Dalam kombinasi, semua dampak ini dari stres kronis dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup yang signifikan dan bahkan mengancam kehidupan. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor pemicu stres dan belajar strategi pengelolaan stres yang efektif untuk menjaga kesehatan fisik dan mental kita.Â