Mohon tunggu...
Chantika Radjah
Chantika Radjah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Universitas Nusa Cendana Kupang

Jadilah goresan yang menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Stop Bullying

17 Oktober 2019   17:42 Diperbarui: 17 Oktober 2019   19:14 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: Chantikapicture)

(Karena kita adalah satu. Aku adalah kamu, kamu adalah aku. Kita saudara..!)

Seperti yang kita ketahui Bullying sendiri berasal dari kata "Bully" yang berarti penganiayaan atau penggertakan. Jadi bullying memiliki arti dimana suatu ungkapan atau tindakan yang bertujuan untuk menyakiti atau menganiaya orang lain. 

Untuk tindakan bullying sendiri bisa tenjadi dalam bentuk tindakan nyata maupun verbal. Baik dalam ruang lingkup pendidikan, bermasyarakat pun media sosial atau sering di sebut Cyber bullying. 

Cyber bullying adalah suatu intimidasi dalam dunia maya yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang terhadap individu lain. Tentu cyber bullying memiliki dampak yang negatif bagi individu itu sendiri. Selain psikis juga fisik yang merasa tersiksa. 

Nah, untuk kasus cyber bullying sendiri bukan lagi hal yang tabuh di era ini. Masyarakat cenderung menggunakan media sosial secara sembrono dan bebas. Tanpa memperdulikan apa pendapat dan penilaian orang terhadap mereka. 

Seperti beberapa kasus yang terjadi akhir-akhir ini. Sebut saja Sulli (Instagram @jelly.jilli) adalah artis terkenal di Korea selatan yang berprofesi sebagai aktris dan K-Pop. 

Dalam perjalanan kariernya, Sulli dikenal sebagai artis yang tak luput dari pembicaraan haters. Dia sering di bully habis-habisan. Bukan saja dari segi fisik tapi penampilan, gaya hidup dan hubungan asmaranyapun juga di bully. Tentu ini menyakiti Sulli yang pada akhirnya merasa depresi dan bunuh diri. 

Nah guys, dari cerita Sulli tadi tentu banyak sekali pelajaran berharga yang patut kita refleksikan dalam kehidupan kita setiap hari. Berikut berbagai ulasan bagaimana kita sebagai pengguna media sosial yang baik: 

Uploadlah status yang bermanfaat 
Di era milenial ini, tak jarang ditemukan pengguna media sosial sering sekali mengupload hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Alay! Sulit sekali untuk membedakan hal-hal yang bersifat public dan pivate. Padahal dalam kehidupan tentu kita secara pribadi memiliki hal-hal penting yang sebenarnya tidak perlu orang lain ketahui. 

Salah satu contoh hubungan asmara muda-mudi, aib keluarga, bahkan suka sekali mengumbar-umbar aib orang. Seperti lupa berkaca bahwa pada dasarnya tidak ada manusia yang sempurna. 

Oke, baiklah tak masalah jika itu tidak berdampak. Bagaimana jika iya? Tentu yang rugi adalah diri kamu sendiri guys. Untuk itu, yang merasa masih atau pernah melakukan hal-hal ini ayolah berhenti. 

Share-lah hal-hal positif yang membangun di akun media sosialmu. Seperti artikel, berita, humor, pendidikan dan lain sebagainya. Ingat, hidup sangatlah indah jika dijalani dengan hal-hal bermakna. 

Hindari hal-hal yang tidak perlu
Banyak sekali orang-orang yang sulit mengontrol hal yang satu ini. Bagaimana tidak? Ego dan pergaulan menjadi penyebab hal tersebut sulit dihindari. Untuk itu, kurangilah ego dan pintarlah dalam bergaul. Tidak perlu terlalu ikut arus. Turut mengomentari hal-hal yang sebenarnya tidak perlu adalah sesuatu yang membuang waktu. 

Berikan komentar yang membangun 
Jika itu hal yang perlu dikomentari. Komentarilah dengan kata-kata yang sopan, yang tidak menyinggung perasaan orang lain. Berikan komentar yang membangun seperti solusi, saling menyemangati, atau saling mendoakan. Mungkin itu jauh lebih baik guys. 

Bangunlah relasi dengan selera humor
Untuk hal yang satu ini sangatlah penting. Mengapa? Karena sudah terbukti bahwa dengan humor orang-orang akan berkomunikasi lebih santai dan bersahabat. Untuk itu guys, salah satu cara bermedia sosial yang baik adalah itu tadi. Postinglah hal-hal yang lucu. Dengan begitu orang-orang akan merasa terhibur. 

Dalam artikel ini juga, penulis ingin membagikan tips-tips menarik bagaimana menghadapi para haters: 

Abaikan segala sesuatu yang menyakiti diri 
Bukan hal yang tabuh bahwa kehidupan adalah muzibah bagi mereka yang merasa tertindas. 

Bagaimana tidak? Kehadiran mereka seolah tak di sambut dunia. Tak ada lingkungan yang mendukung, tak ada jiwa yang menolong dan tak ada rupa yang bertanya mengapa demikian? Seolah sepih, sendiri dan tak berguna! Itu pendapat mereka para korban bully yang lebih memilih untuk bunuh diri. 

Singkat saja, penulis juga pernah mengalami hal serupa. Tapi tidak pernah terlintas dalam fikir saya untuk bunuh diri. Mengapa? Karena saya percaya bahwa kehidupan adalah anugerah yang diberikan secara cuma-cuma untuk dijalani. 

Jadi dalam bentuk apapun yang terjadi dalam hidup ini baik sikap dan tutur kata yang menyakiti hati - batin kita cobalah untuk bersikap acuh dan mengabaikan segala hal yang menyakiti diri kita sendiri. 

Bangun relasi bersama Sang Pencipta 
Sering sekali penulis mendengar setiap jeritan dari para korban bully bahwa mereka sepih, hampa dan sendiri. Padahal mereka lupa bahwa terlepas dari itu semua, sesungguhnya ada satu sosok yang senantiasa hadir bersama mereka. Dia adalah Sang pencipta. Tentu dia mengetahui dan mengerti apa yang kita harapkan. 

Tetapi kembali lagi, kitalah orang-orang yang melupakan dan mengabaikan kehadiranNya. Alhasil, sendiri, sepih dan hampa adalah sahabat kita. Nah, dari situ penulis ingin bilang pada kalian (Korban bully) cobalah untuk membangun relasi bersama Tuhan lagi, lagi dan lagi. Niscaya keputusasaan di ubah menjadi berkat. Ingat, bunuh diri bukanlah solusi!

Berpikirlah yang positif 
Menge-judge diri kalian buruk bukanlah suatu respon yang baik terhadap diri kalian sendiri. Tetapi sebaliknya, judgelah diri kalian sebagai pribadi yang istimewah adalah solusi terbaik dari kehidupan "Korban bully". Mengapa? Karena bunuh diri akan menjadi jawaban hidup kalian. 

Untuk itu guys, hal yang perlu kita lakukan adalah dengan berpikir positif. Berpikir bahwa kita adalah anugerah, kita adalah berkat, kita sangatlah berharga, dunia membutuhkan kita, sang pencipta mencintai kita melebihi apapun yang ada di muka bumi ini. 

Mari syukuri kehidupan, tindakan dan ungkapan-ungkapan yang diberikan kepada kita, itu semua anugerah!

Teruslah berbenah diri 
Ada pepatah mengatakan "Pohon yang berbuah manis adalah yang selalu dilempari batu". Mungkin ini istilah yang bisa digunakan untuk kalian korban bully. Bagaimana tidak? Kalian sangatlah istimewah. Orang-orang terlalu sibuk memikirkan kalian. 

Meluangkan waktu mereka hanya agar fokus dengan apa yang kalian makan, apa yang kalian kenakan, dimana dan kapan kalian berada. Semua hal tentang kalian orang-orang pikirkan. Bukankah itu istimewah? Tentu istimewah. 

Orang-orang menyepelekan kehidupan mereka hanya untuk membahas kehidupan kalian. Segala yang baik saja masih diberikan kritik. Apalagi segala yang buruk? Tentu kritikan tajam terus menderai kehidupan kalian. Tapi tak mengapa.. tak usah kalian bersedih. 

Cobalah untuk syukuri kritikan itu. Kritik itu membangun kalian. Membangun semangat kalian untuk terus berbenah diri jauh lebih baik lagi, lagi dan lagi..!

Tamparlah haters dengan kesuksesan 
Semakin terpuruk bukanlah solusi. Tetapi sebaliknya, maju adalah solusi. Salah satu cara agar kalian maju adalah dengan mencari dan menemukan apa yang menjadi passion kalian. Asahlah itu dan pastikan sukses di genggaman mu. Itulah cara hadapi haters! 

Sekian dari apa yang penulis bagikan , selamat membaca dan semoga terinspirasi guyss.. 

#Stop Bullying
#Stop Cyber Bullying
#Kita adalah satu. Aku adalah kamu, kamu adalah aku. Kita saudara..!
#Ingat, bunuh diri bukanlah solusi! 

Pesan penulis: "Bertuturlah yang baik dan berlakulah bijak. Kelak kau pasti di hargai" (Chantika Radjah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun