Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi atau menyampaikan maksud dan tujuan dari satu individu ke individu lainnya. Menurut Finocchiarno, bahasa adalah suatu sistem simbol vokal yang arbitrer, memungkinkan semua orang dalam satu kebudayaan tertentu atau orang lain yang telah mempelajari sistem kebudayaan tersebut untuk berkomunikasi atau berinteraksi. Sapir dalam (Abdul) berpendapat bahwa bahasa sebagai suatu metode naluriah yang dimiliki manusia untuk mengkomunikasikan ide-ide, emosi, dan keinginan, menggunakan berbagai simbol yang dibuat dengan tujuan tertentu. Sejalan dengan pengertian bahasa menurut para ahli tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa merupakan suatu simbol bunyi yang bersifat arbitrer dan digunakan oleh manusia sebagai alat berkomunikasi secara verbal dan nonverbal.
Dalam sebuah karya sastra terdapat gaya bahasa yang digunakan didalamnya. Mulai dari cerpen, novel, puisi, bahkan drama menggunakan gaya Bahasa untuk membuat sebuah karya sastra tersebut menjadi lebih hidup. Gaya bahasa juga digunakan dalam pementasan drama, seperti pada pementasan drama musikal yang berjudul Rahwana karya Teater Komunal. Rahwana merupakan sesosok raksasa dari epos Ramayana yang mencari cinta. Rahwana diceritakan dengan mengambil sudut pandang lain dari kisah Ramayana. Karya ini berusaha mengisahkan sosok yang memiliki rasa cinta yang sangat besar melebihi siapapun. Drama ini telah dipentaskan oleh siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 Jombang pada bulan November tahun 2022.
Artikel ini akan membahas mengenai gaya bahasa yang terdapat dalam drama musikal yang berjudul Rahwana karya Teater Komunal.
1. HiperbolaÂ
Hiperbola merupakan majas yang menjelaskan suatu peristiwa atau kejadian sesungguhnya dengan kalimat yang terkesan dilebih-lebihkan. Berikut beberapa bukti dialog majas hiperbola dalam drama musikal Rahwana karya Teater Komunal:
"Oh dewi, sang raksasa ini terbelai, jatuh kedalam nikmat cinta"
Bukti kutipan diatas menunjukkan bahwa kalimat tersebut mengandung majas hiperbola. Ditandai dengan kalimat "raksasa ini terbelai, jatuh kedalam nikmat cinta". Kalimat tersebut diucapkan oleh Rahwana untuk menarik dan mendapatkan cinta dewi Shinta. Kalimat yang menunjukkan majas hiperbola yaitu pada kata "terbelai" dan "jatuh kedalam nikmat cinta" menandakan bahwa kalimat tersebut terkesan berlebihan dalam menggambarkan kecintaannya Rahwana terhadap dewi Shinta.
2. Ironi
Ironi merupakan majas yang berupa sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut, atau dapat disimpulkan bahwa ironi merupakan majas yang mengungkapkan sindiran secara halus. Berikut beberapa kutipan dari majas ironi yang terdapat dalam drama musikal Rahwana karya Teater Komunal :
"Wahai pasangan wanaraseta, siapakah kalian? yang beraninya masuk dan mengacau di Alengka tanpa seizin Rahwana"
Bukti kutipan diatas menunjukkan bahwa kalimat tersebut mengandung majas ironi. Kalimat diatas mengandung unsur sindiran yang halus, diucapkan oleh Shinta kepada para bawahan dari Rama yang dating ke istana tanpa adanya izin dari Rahwana. Hal tersebut ditandai dengan kalimat "beraninya masuk dan mengacau di Alengka tanpa seizin Rahwana. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa adanya bentuk ketidaksopanan yang dilakukan oleh para bawahan Sri Rama yang datang menemui Shinta tanpa adanya izin dari Rahwana.